Sebenarnya hampir tidak mungkin bagi dua warga Australia, Pattie dan Jutta, untuk berbagi tempat tinggal.
"Kami sangatlah berbeda," ujar Pattie.
BACA JUGA: Rusia Kekurangan Dolar Amerika Serikat untuk Bayar Utang, Putin Bisa Terancam Masalah Baru
Namun, kedua perempuan yang berusia 70-an tahun ini memiliki minat dan sifat yang sama.
Pattie mengatakan keduanya adalah "dua perempuan mandiri dan kuat yang hidup bersama".
BACA JUGA: Sri Lanka Alami Kekurangan Kertas, Ujian Sekolah Dibatalkan
Dan mereka betah tinggal serumah.
Pattie yang menginginkan rumah dengan harga terjangkau hanya perlu membayar biaya murah untuk tinggal di apartemen Sydney dengan dua syarat: bersih-bersih dan menemani Jutta.
BACA JUGA: Petugas Patroli Australia Menemukan Kapal Terbalik di Tengah Laut, 9 Orang Hilang
"Saya tidak mau hidup sendiri," kata Jutta.
"Rasanya menyenangkan ada seseorang yang bisa diajak diskusi tentang keseharian."
Mereka berdua bertemu melalui program bernama HomeShare, yang dijalankan lembaga nirlaba Holdsworth Community.
Melalui program ini, warga lanjut usia diperkenalkan dengan seseorang yang biasanya lebih muda dan sedang mencari tempat tinggal yang aman dengan harga terjangkau.
Program tersebut mendapat suntikan dana A$200,000 (Rp2 miliar) dari Pemerintah New South Wales, Australia, tahun lalu.
Pemrakarsa program tersebut, Christina Mastello, ingin mempertemukan remaja dan lansia perempuan yang tidak memiliki rumah dengan pemilik rumah di daerah Central Coast dan Hunter NSW tahun ini.
Ia mengatakan program "Share Your Home" hitungannya "seperti Airbnb tapi gratis", dengan kesepakatan yang bisa berlaku hingga tiga bulan lamanya.
"Ini supaya mereka punya waktu tenang di tempat yang aman karena mereka tidak punya waktu istirahat kalau tidur di jalanan," katanya.
"Kalau tidak punya waktu istirahat, bagaimana bisa berpikir jernih dan hidup dengan baik?"
Menyambut penyusunan APBN dan pemilu di Australia, Homeshare Australia dan New Zealand Alliance meminta agar program tinggal bersama ini diprioritaskan, terutama untuk membantu agar lansia bisa tinggal di rumah lebih lama. Apakah bermanfaat?
Berbagi rumah bukanlah konsep yang baru.
Selama bertahun-tahun, program seperti ini sudah diadakan bagi masyarakat rentan, termasuk yang tidak punya rumah, difabel atau menua.
Di tahun 2015, sebaran diskusi Institut Australia menyebutkan bila lansia dan remaja berbagi rumah, mereka bisa menghemat biaya panti jompo dan rumah sakit.
Namun beberapa orang menganggap konsep ini terlalu 'niche', karena masih ada warga Australia yang tidak mau berbagi rumah.
Pendiri Home Share Melbourne, Carla Raynes sementara itu menempuh jalan lain untuk membantu mengatasi masalah tunawisma di Australia, melalui program amalnya: Bridge It.
"Sulit sekali mengembangkan program itu," katanya.
"Tidak ada dukungan dana dari pemerintah dan mungkin kurang respon dari masyarakat."
CEO Homelessness NSW, Katherine McKernan mengatakan solusi jangka panjang seharusnya menjadi jawaban bagi masalah tunawisma.
"Inovasi selalu dihargai, tapi jawaban sederhananya adalah untuk menyediakan perumahan yang terjangkau bagi sebanyak mungkin warga," katanya.
Pemrakarsa program Share Your Home, Christine "setuju 100 persen" dengan pernyataan itu, tapi merasa hal tersebut tidak akan segera terpenuhi.
"Apakah kita hanya akan membiarkan remaja dan perempuan tunawisma tinggal di jalan sementara pemerintah membangun rumah singgah?" katanya.
"Tidak. Kita harus melakukan sesuatu. Kita sudah menunggu terlalu lama."
*Nama belakang Jutta dan Pattie tidak disebutkan untuk melindungi identitas mereka
Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bali Dibuka untuk Turis Asing, Tempat Wisata di ASEAN Juga Cabut Pembatasan