Program Desa Makmur Peduli Api Dongkrak Ekonomi Rakyat

Jumat, 06 April 2018 – 00:12 WIB
Beternak kambing sebagai salah satu Program Desa Makmur Peduli Api. Foto: Istimewa

jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang digagas Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai membuahkan hasil.

Toyo, salah satu petani di Desa Mekar Jaya, mengatakan, program yang dijalankan sejak pertengahan 2017 tersebut berkontribusi menciptakan kemandirian warga desa dalam hal peningkatan perekonomian maupun keahlian bercocok tanam.

BACA JUGA: JK dan Petinggi Bank Dunia Mengevaluasi Perkembangan Ekonomi

"Dengan adanya program ini, kami tidak perlu lagi mencari pekerjaan di kota, karena kami sudah mendapatkan penghasilan di desa," ujar Toyo, Kamis (5/4).

Toyo merupakan salah satu warga yang menerima manfaat program DMPA untuk budidaya kambing. Pria kelahiran 1971 ini membentuk dan mengepalai Kelompok Tani Budi Darma yang memiliki 10 orang anggota. Kelompok tani ini telah menerima bibit awal 20 ekor kambing pada Maret 2017 lalu dengan sistem bergulir.

BACA JUGA: Peran Perempuan dalam Perekonomian Nasional Makin Besar

"Saat ini, 14 ekor kambing betina sudah pada bunting dan rencananya anakan pertama akan diserahkan ke kelompok tani. Sementara, anakan kedua akan diserahkan ke BUMDES (Badan Usaha Milik Desa). Setelah itu indukan akan digulirkan kepada kelompok tani lain," ungkap Toyo.

Lain lagi cerita Sutrisno (40), warga Desa Mekar Jaya lainnya, membentuk Kelompok Tani Ternak Mandiri yang memiliki anggota berjumlah 14 orang. Kelompok tani yang diketuai oleh Sutrisno ini memilih untuk membudidayakan ikan lele di kolam terpal.

BACA JUGA: Yakinlah, Ekonomi Kepri Membaik Akhir Tahun Ini

"Dari dulu ingin punya kolam ikan untuk usaha ternak. Kami senang APP Sinar Mas membantu warga desa dengan menyediakan kolam, bibit dan pakan melalui program DMPA sehingga kami dapat mandiri dan sejahtera,” kata Sutrisno.

Dia cerita, ternak lele Kelompok Tani Ternak Mandiri telah melakukan panen awal dengan hasil mencapai 250 kilogram ikan lele. Hasil ternak tersebut ada yang dijual dengan harga Rp 20 ribu per kilogram, dan ada yang dibagi kepada para anggota kelompok tani untuk dimakan sendiri.

“Hasil penjualan ikan lele akan kami gunakan untuk investasi kolam lele lagi agar panen ikan bertambah banyak dan anggota kelompok tani lebih sejahtera,” kata Sutrisno.

Berbeda dengan warga Desa Mekar Jaya lainnya yang fokus di bidang pertanian dan peternakan, Sudiyono memilih untuk melakukan budidaya lebah madu. Yono, panggilan akrabnya, memang dikenal oleh warga desa sebagai pakar lebah dan sering diminta warga untuk memindahkan sarang lebah di rumah-rumah warga.

Program DMPA yang masuk ke Desa Mekar Jaya bagaikan gayung bersambut dengan keahlian Yono. Ia terpacu untuk membudidayakan lebah madu dengan mengikuti pelatihan yang difasilitasi program DMPA pada September 2017. Untuk menambah wawasannya tentang lebah, Yono juga sering mencari informasi dengan berselancar di internet.

"Saya biasanya googling dan menonton video di Youtube tentang bagaimana orang-orang di luar negeri melakukan budidaya lebah,” kata pria yang aktif di sosial media ini.

Yono saat ini memiliki 14 kotak (sarang) lebah dan berambisi untuk meningkatkan jumlah sarang hingga 50 kotak. Pria kelahiran 1972 ini harapan ke9depannya akan mengembangkan berbagai produk dari lebah, selain madu, juga royal jelly, dan bee pollen.

Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata mengatakan, program DMPA memungkinkan pihaknya membantu memberdayakan masyarakat sekitar sembari mengkombinasikannya dengan upaya pelestarian lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen perlindungan hutan APP yang tertuang dalam Forest Conservation Policy (FCP).

APP menyiapkan dana bergulir hingga USD 10 juta untuk membentuk 500 Desa Makmur Peduli Api hingga 2020 di sekitar dan di dalam wilayah konsesi pemasok APP di lima provinsi, yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur.

Masyarakat desa yang masuk dalam program DMPA akan mendapatkan pelatihan bercocok tanam hortikultura, tanaman pangan, peternakan, perikanan dan olahan makanan. Hasilnya bisa digunakan warga desa untuk dijual ataupun dimakan sendiri.

"APP memfasilitasi dari hulu hingga ke hilir, mulai dari penyediaan alat, benih, pendampingan, hingga membantu memasarkan produk," pungkas Suhendra. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... VEI Ramaikan Pasar SPBU di Indonesia


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler