Program Desa Makmur Peduli Api, Warga Senang Menanam Tanpa Bakar Lahan

Jumat, 05 November 2021 – 18:57 WIB
Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) di Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Foto: Humas DMPA

jpnn.com, JAKARTA - Manfaat Program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) telah dirasakan warga di Kecamatan Kenohan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Warga Dusun Malong, Desa Lamin Telihan, Kecamatan Kenohan, mengaku senang karena saat ini mereka bisa menanam padi gunung tanpa perlu membakar lahan.

BACA JUGA: Kelompok Tani Binaan Program DMPA Panen Tomat dan Cabai, Hasil Bersih Rp57 Juta

Ketua Kelompok Tani Padi Gunung, Simon mengatakan, dengan program DMPA kini tidak ada lagi pembakaran lahan.

Dia mengatakan menanam padi gunung dengan sistem tumpang sari tanaman pokok HTI (Hutan Tanaman Industri) membuat lingkungan menjadi lebih baik.

BACA JUGA: Eko Putro Sebut DMPA Sejalan dengan Program Kemendes

“Karena tak ada lagi asap dari pembakaran lahan," kata Simon kepada wartawan, Kamis (4/11).

Penanaman padi gunung dilakukan satu kali dalam satu tahun, dimulai setiap September. Padi sudah bisa dipanen 6 bulan kemudian, atau sekitar Maret.

BACA JUGA: Warga Silih Berganti ke Makam Vanessa Angel, Dewi Mengaku Terkejut

Penanaman padi gunung sudah biasa dilakukan para petani di Kalimantan Timur. Sebelum diperkenalkan dengan Program DMPA, mereka terbiasa membuka lahan dengan sistem tebas dan membakar.

Kelompok Tani Padi Gunung Desa Lamin Telihan merupakan binaan dari Program DMPA yang dikembangkan PT Acacia Andalan Utama.

Program DMPA dikembangkan di desanya sejak 2016. Program pemberdayaan masyarakat itu masih berlanjut hingga saat ini.

Melalui program DMPA, pihak perusahaan mengajak masyarakat untuk tidak lagi melakukan pembakaran untuk memulai menanam padi gunung. Dengan sistem tumpang sari tanpa pembakaran lahan, berdampak pada berkurangnya titik api di lahan HTI.

Simon mengatakan pada 2021, sudah ada 12 warga yang tergabung dalam program DMPA di Dusun Malong yang mengelola lahan seluas 4 hektar.

Penanaman dengan sistem tumpang sari bisa menghemat biaya, karena lahan sudah disiapkan oleh pihak perusahaan.

"Program tersebut membantu kami, para petani yang akan menanam padi gunung tanpa perlu membuka lahan baru lagi," kata Simon, sembari mengucap terima kasih atas adanya program DMPA.

Dia mengatakan pihak perusahaan terus melakukan sosialisasi terkait bahaya pembukaan lahan dengan sistem membakar.

“Kami jadi lebih paham atas bahayanya terjadi kebakaran lahan," ucap Simon. (esy/jpnn)


Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler