Program Maksi Gratis Prabowo-Gibran Dinilai Bisa jadi Stimulus Pergerakan Ekonomi Lokal

Kamis, 01 Februari 2024 – 13:41 WIB
Pasangan Capres-Cawapres RI di Pilpres 2024 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Foto: Arsip jpnn.com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Program makan siang gratis bagi anak sekolah dan santri yang diusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka juga dapat menjadi stimulus bagi bergeraknya roda perekonomian lokal.

Pasalnya, untuk menyediakan makan siang tersebut, harus digerakkan rantai pasok mulai dari petani, peternak, nelayan, pedagang pasar, UMKM, hingga komunitas ibu-ibu orang tua murid.

BACA JUGA: Sukarelawan Ganjar-Mahfud GMGM DKI Berbagi 500 Box Makan Siang Gratis

“Saya memandangnya dari sudut pandang pelaku usaha. Program ini memberi multiplier effect bagi rakyat. Ibaratnya, pemerintah menyuntik dana untuk gizi anak sekolah melalui APBN, dan di dalam penyediaannya ekonomi lokal dan ekonomi rakyat bergerak," ujar Ketua Umum Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI) Iden Gobel.

"Ibu-ibu orang tua murid dapat kami latih mengenai cara mengolah dan menyajikan makanan sesuai standar keamanan pangan, tukang sayur mendapat 2 order yang konsisten sepanjang tahun, dan ini menyemangati petani sayur untuk lebih produktif. Ini akan menjadi gerakan ekonomi yang dahsyat,” tambah Iden.

BACA JUGA: Ganjar: Internet Gratis Pancing Kreativitas Buat Cari Nafkah, Makan Siang Bisa Dibayar Sendiri

Wakil Sekretaris Jenderal II PPJI Budi Syahmenan menuturkan akan ada dua arus pergerakan ekonomi. Pertama, pemerintah menyuntikkan sekitar Rp400 triliun melalui APBN.

"Ini akan menjadi stimulus bergeraknya ekonomi lokal mulai dari komunitas ibu-ibu, orang tua murid, pengusaha jasaboga lokal, pedagang pasar, hingga petani, peternak, dan nelayan. Selain itu ada arus gerakan ekonomi lain yang disebabkan oleh penghematan ekonomi rumah tangga karena ibu-ibu berkurang kewajiban porsi yang harus dia sediakan setiap harinya. Program ini bukan soal makan dan gizi, tapi gerakan ekonomi lokal,” kata Budi.

BACA JUGA: Prabowo, Gibran, dan Cak Imin Seharusnya Ikuti Langkah Mahfud Kalau Punya Etika

Budi menjelaskan manfaat ekonomi tersebut telah disosialisasikan dalam acara Simulasi Penyajian Makanan Sehat, Bergizi, Terjangkau yang telah berjalan di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Tengah, yakni Semarang, Kendal, Tegal, Pekalongan, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Demak, Sukoharjo, dan Boyolali.

Simulasi ini akan dilanjutkan ke Yogyakarta dan titik-titik lain di Jawa Tengah hingga masa kampanye berakhir.

Simulasi ini dilaksanakan oleh relawan Aksi Sahabat Gibran (AksiBaGi), kelompok relawan yang memang fokus dalam sosialisasi program makan siang gratis PrabowoGibran kepada masyarakat.

“Bersama chef dan pelaku usaha boga kami sudah menghitung bahwa dengan Rp15.000 sampai Rp18.000, kita sudah bisa menyediakan makanan bergizi sesuai Pedoman Gizi Seimbang dari Kementerian Kesehatan,” papar Budi.

Budi memberi ilustrasi, jika satu kali makan membutuhkan Rp15.000, maka dalam 25 hari sekolah akan ada penghematan sebesar Rp250.000 per bulan.

Angka yang tampak sepele akan jadi fantastis jika diakumulasikan secara nasional per tahun.

Dengan jumlah mulai dari SD hingga SMA dan SMK sebanyak 44,2 juta siswa, maka akumulasi penghematan dalam setahun mencapai Rp198,9 triliun.

“Program makan siang gratis Prabowo-Gibran ini akan menjadi gerakan yang meluas dan melibatkan semua kalangan, mulai dari ibu-ibu orang tua murid, PKK, UMKM, pedagang pasar, hingga pelaku usaha lokal. Dampak ekonominya sangat besar,” seru Budi.(chi/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler