jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dengan pendanaan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menyelenggarakan Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri - Dosen PT Vokasi.
Program riset itu diperuntukkan bagi dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) yang didukung Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI), khususnya sektor UMKM.
BACA JUGA: Jelang Asesmen Nasional, Ini Imbauan Kemendikbudristek untuk Siswa, Guru, dan Kepsek
Menurut Tim Program Riset Keilmuan Terapan Lilik Sudiajeng, program tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan atau riset terapan berbasis permasalahan riil di dunia industri, kerja, usaha, dan masyarakat.
"Program ini ditawarkan kepada para dosen di PTPPV sehingga para periset mampu berkontribusi dalam menyelesaikan permasalahan industri, kerja, usaha, dan masyarakat,” ujar Lilik Sudiajeng dalam diskusi virtual bertajuk "Solusi Riset Terapan Vokasi untuk Pembangunan Kesejahteraan Masyarakat", baru-baru ini.
BACA JUGA: A Sempat Mengasah Parang Sebelum Menghabisi Ketua MUI Secara Sadis, Ini Motifnya
Dia menjelaskan riset terapan sudah sering dilakukan di PTPPV. Misalnya, penelitian di bidang industri kayu di Bali. Industri yang menggunakan mesin-mesin impor tersebut belum memberi manfaat kesejahteraan kepada pekerja dan masyarakat sekitarnya.
Pada akhirnya, melalui riset yang menggandeng industri kayu, menghasilkan modifikasi mesin yang lebih bermanfaat dan meningkatkan produktivitas.
BACA JUGA: Kalimat Tegas Luhut Panjaitan kepada Wamenkes Dante: Jangan Sampai Ini Gagal
"Setelah hasil riset itu diukur, dapat meningkatkan produktivitas hingga 30 persen, serta meningkatkan pendapatan pekerja hingga 170 ribu rupiah per bulan," tutur Lilik.
Model riset terapan yang berguna bagi masyarakat juga dicontohkan oleh DigitalDesa.id, sebuah perusahaan rintisan (start-up) yang dikembangkan oleh Sidik Permana.
DigitalDesa.id atau dikenal Digides, sejak diperkenalkan pada 2019, kini telah dipakai lebih dari 300 desa se-Indonesia.
"Digides membantu teknologi yang dapat memaksimalkan keluaran sebuah pekerjaan di desa-desa. Jadi, sebenarnya desa-desa sudah siap. Tinggal kita dan industri masuk ke sana," terangnya.
Mewakili kalangan dunia usaha, Direktur dan Owner PT Floaton Bahari Indonesia Hery Supriadi juga melakukan riset terapan pada sektor perikanan.
Hery menciptakan konstruksi apung yang menangkap sampah dan menjadikannya bahan pembuatan pupuk organik. Dia berharap hasil risetnya dapat digunakan di berbagai wilayah sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
BACA JUGA: Mbak Rerie: Tren Kematian Akibat Covid-19 Mengkhawatirkan, Harus Segera Diatasi
Oleh sebab itu, diperlukan kolaborasi riset terapan antara institusi pendidikan, industri, hingga lembaga pemerintah.
Satu contoh kolaborasi tersebut telah diupayakan oleh Kementerian Sosial melalui sejumlah program untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta Kementerian Sosial Oetami Dewi mengatakan pihaknya berkolaborasi dengan alumni-alumni berbagai universitas untuk aktif terlibat pada program-program sosial di Kemensos.
BACA JUGA: Passing Grade CPNS 2021 Diumumkan Sore Ini, PPPK Kapan? Simak Penjelasan KemenPAN-RB dan BKN
"Lembaga riset terapan, misalnya, menciptakan model desa ramah lansia dan desa sejahtera mandiri," kata Oetami Dewi.
Kolaborasi memang menjadi salah satu semangat Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri – Dosen PT Vokasi yang membuka kesempatan bagi para dosen dan mahasiswa pendidikan vokasi berperan nyata bagi masyarakat.
“Dosen-dosen perlu pengalaman riset dari industri atau lembaga yang relevan, agar apa yang terjadi di masyarakat dapat dipahami sehingga hasil riset yang link and match dapat diterapkan untuk dunia kerja,” ujar Kepala LPPSP FISIP UI Jajang Gunawijaya.
Program Riset Keilmuan Terapan Vokasi telah bergulir sejak April lalu. Masih ada kesempatan untuk mendaftar hingga 6 Agustus mendatang. Untuk informasi lebih detail, dapat mengakses laman https://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id/ (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad