Program Transformasi Digital Pendidikan dan Tantangan Pemerintah di Daerah 3T

Oleh: Azry Almi Kaloko

Kamis, 21 Januari 2021 – 10:39 WIB
Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Jakarta Azry Almi Kaloko. Foto: Dokpri

jpnn.com - Indonesia adalah negara yang memiliki potensi besar untuk menjadi negara maju dan mandiri. Tentunya dalam mewujudkan hal ini harus didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang baik, berkualitas, mumpuni serta siap bekerja dan mendorong kemajuan bangsa melalui visi misi negara yang telah ada sebelumnya.

Pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak yang mulia serta keterampilan yang diperlukan oleh diri sendiri, masyarakat hingga bangsa dan negara.

BACA JUGA: Minta ASN Tetap Produktif, Wapres Maruf Tekankan Pentingnya Transformasi Digital

Saat ini dalam dunia pendidikan, kita sedang dihadapkan dengan berbagai persoalan perubahan teknologi yang berkembang pesat yang kemudian membawa dampak dalam perkembangan pendidikan itu sendiri. Faktor keberhasilan suatu bangsa sendiri diukur melalui kemajuan dan perkembangan pendidikannya, melalui generasi bangsa yang mendapat mandat estafet untuk melakukan perubahan bangsa dan negara ke arah yang lebih baik.

Namun, pada kenyataannya di Indonesia, persoalan pemerataan pendidikan masih menjadi kendala, khususnya di daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal atau 3T. Sarana dan prasana pendidikan di daerah 3T masih sangat tidak layak dibanding daerah perkotaan. Dibutuhkan teknologi yang mumpuni serta guru yang melek terhadap teknologi dan memiliki kualitas yang tinggi dalam mengajar.

BACA JUGA: Bersiaplah, Indonesia Menuju Transformasi Ekonomi Digital

Visi dan misi Sistem Pendidikan Nasional pada UU NO. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS disebutkan bahwa "Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah."

Sementara itu, misinya adalah "Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat.” Sehingga sudah semestinya seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke mendapatkan pemerataan pendidikan yang seharusnya.

BACA JUGA: Komisi X Desak Mendikbud Libatkan Organisasi Pendidikan

Pemerintah sebenarnya telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi persoalan pemerataan pendidikan, diantaranya pemberian Bantuan Operasional Sekolah, program wajib belajar 9 tahun, PIP/KIP Sekolah, Program guru, sekolah hingga organisasi penggerak untuk meningkatkan SDM guru di sekolah hingga penguatan teknologi digital di sekolah. Namun persoalannya adalah masih dalam pemerataan yang belum cukup, masih banyak masyarakat di daerah 3T belum tersentuh bantuan pendidikan tersebut.

Saat ini revolusi industri 4.0 yang sebentar lagi digeser oleh 5.0 telah membuat seluruh aktivitas manusia tidak bisa terlepas dari teknologi, termasuk aktivitas pendidikan. Upaya penguatan platform digital harus terus dilaksanakan sampai ke daerah 3T dengan sarana dan prasana yang memadai tentunya.

Tidak hanya persoalan teknologi digital, guru sebagai pengajar juga harus benar-benar mampu memberikan pelajaran dan menerapkan sistem digital learning dengan baik. Apalagi jika digital learning benar-benar diterapkan, maka guru tidak lagi menjadi sumber utama dari proses belajar mengajar, tetapi guru berubah menjadi fasilitator belajar.

Dengan keterbatasan sarana dan prasana serta akses teknologi digital termasuk internet, menjadi tanggungjawab serta tugas pemerintah untuk terus melakukan pembangunan di seluruh Indonesia.

Melalui taklimat media awal tahun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tentang Capaian 2020 dan Sasaran 2021 telah dilaporkan bahwa program transformasi digital dan bantuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah dibangun sekolah garis depan daerah 3T berbasis TIK sebanyak 250 sekolah yang sesuai seperti sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.

Tidak hanya itu, bahan belajar dan model media pendidikan digital juga telah dibuat berbentuk konten dengan total 3784 konten yang target awalnya adalah 1772 konten. Ini adalah bentuk keseriusan Kemendikbud dalam memajukan pendidikan di seluruh Indonesia khususnya di daerah 3T.

Dengan berkembangnya zaman yang semakin tak terhindarkan dari teknologi digital, diharapkan mampu menjadi dorongan bagi pemerintah agar terus memperhatikan dan mengembangkan pendidikan berbasis digital khususnya di daerah 3T.

Dengan segala keterbatasan sarana dan prasana termasuk akses internet di daerah 3T, aplikasi belajar offline dapat digunakan sebagai peluang, seperti aplikasi matematika Geogebra, SPSS, Maple, Microsoft Mathematic, dan banyak lainnya, untuk aplikasi bahasa khususnya bahasa inggris, ada banyak sekali aplikasi offline yang dapat diunduh.

Begitu juga dengan aplikasi audio visual offline, di youtube saja sudah banyak akun belajar yang membolehkan untuk ditonton secara offline. Aplikasi seperti Ruang Guru dan Zenius yang fokus terhadap metode belajar digital juga dapat digunakan karena mendukung pembelajaran yang diberikan secara online dan offline.

Pendidikan adalah kebutuhan mendasar bagi kehidupan. Visi misi negara dalam SISDIKNAS menginginkan terwujudnya sistem pendidikan nasional sebagai pranata pranata sosial yang kuat untuk mampu memberdayakan seluruh warga negara Indonesia menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Upaya-upaya pemerataan pendidikan sampai ke daerah 3T telah digalakkan oleh pemerintah, walaupun kualitas pendidikan yang baik masih belum terwujud sepenuhnya, ada banyak hal yang bisa dilakukan sejak dini.

Pembelajaran berbasis digital learning dapat diterapkan di daerah 3T melalui sarana dan prasana yang tidak terlalu sulit untuk didapatkan, misalnya saja penyediaan personal computer (PC) dan infokus untuk memutarkan aplikasi offline, video offline hingga buku-buku elektronik untuk dapat dipelajari bersama oleh siswa.(***/)

Penulis: Azry Almi Kaloko adalah Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Jakarta

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler