Properti Belum Rasakan Dampak Suku Bunga Acuan Baru

Sabtu, 27 Agustus 2016 – 11:58 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Pengembang menyambut baik kebijakan BI terkait dengan suku bunga acuan baru. Sejak 19 Agustus, BI menggunakan BI 7 Days Reverse Repo (BI 7DRR) yang merupakan operasi moneter jangka pendek untuk menggantikan BI Rate.

Meski demikian, dampak dari penerapan suku bunga acuan baru itu diprediksi tidak bisa langsung terasa karena daya beli pasar properti masih lemah.

BACA JUGA: Soal Harga Rokok, Bea Cukai Tetap Mengacu UU

Wakil Ketua DPD REI Jatim Bidang Pembiayaan dan Perbankan Azwar Hamidy menyatakan, pemberlakuan BI 7DRR tersebut membuka peluang suku bunga kredit properti yang lebih kompetitif.

Selain itu juga memungkinkan adanya penurunan suku bunga yang relatif lebih cepat ketimbang sebelumnya. BI 7DRR bakal terasa, khususnya bagi pembeli rumah yang memilih kredit mengambang.

BACA JUGA: Misbakhun: Pemerintah Harus Hati-hati

’’Tapi, untuk sekarang ini, dampak suku bunga acuan yang baru terhadap sektor properti belum terlihat. Apalagi, kondisi market belum stabil, daya beli properti rumah nonsubsidi masih rendah,’’ ujarnya di sela forum diskusi di Graha REI Jatim kemarin (26/8).

Meski begitu, pihaknya menyambut baik tren penurunan suku bunga perbankan pada tahun ini. Bahkan, perbankan berlomba-lomba memberikan program suku bunga tetap untuk jangka waktu tertentu.

BACA JUGA: BI Minta Bank Tambah Porsi Kredit UMKM

’’Dulu suku bunga kredit 18 persen tidak masalah, tapi sekarang dengan perbankan yang mematok 12 persen bahkan ada yang di bawah 10 persen, tentu 18 persen terlihat tinggi. Kemudian, adanya program fix 3–5 tahun setidaknya bisa menggenjot kredit perbankan di sektor properti. Makanya, pembelian properti secara kredit pada tahun ini terus meningkat,’’ jelasnya.

Regional CEO Bank Mandiri Kanwil VIII Surabaya Agus Haryoto Widodo menuturkan, pemberlakuan BI 7DRR tersebut belum berdampak terhadap besaran suku bunga KPR di Bank Mandiri.

Sejak tiga bulan lalu, pihaknya menerapkan rate paling rendah 8,5 persen. Hingga sekarang, program itu masih berjalan.

General Manager rumah123.com Ignatius Untung menjelaskan bahwa pasar properti Indonesia selama dua tahun terakhir menunjukkan tren di luar prediksi. Pihaknya memproyeksi permintaan properti untuk hunian vertikal bakal meningkat. Tetapi kenyataannya, hunian landed masih mendominasi.

’’Selama ini landed house masih properti yang paling dicari, bahkan mendominasi dengan persentase sekitar 70 persen. Urutan kedua dari prediksi kami yang bakal ditempati apartemen ternyata tidak terbukti. Justru pencarian di urutan kedua paling banyak ialah tanah,’’ tuturnya. (res/c20/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Dapat Bagi Hasil Khusus Natuna


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler