Prostitusi di Warung Kopi: "Minum Susu atau Mau Kamar?"

Selasa, 21 Maret 2017 – 02:02 WIB
Ilustrasi. Foto: AFP

jpnn.com, BANJARMASIN - Praktik prostitusi di Jalan Lingkar Selatan, Banjarbaru, Kalimantan Selatan ternyata memang ada.

Beberapa warung kopi pinggir jalan di kawasan itu menyediakan layanan plus-plus.

BACA JUGA: Modus Baru Begituan Dengan PSK di Dalam Kapal

Radar Banjarmasin mencoba melakukan penelusuran di tempat itu, Jumat (17/3).

Sebuah warung terlihat ramai dikunjungi pembeli.

BACA JUGA: Curhat PSK: Dia Pakai Saya 2 Kali Tapi Tak Mau Bayar

Warung itu sebenarnya sebuah rumah kecil terbuat dari kayu.

Di warung itu terlihat beberapa pria duduk agak berdempetan dengan wanita paruh baya berkulit kuning langsat.

BACA JUGA: Jajakan Diri Sembunyi-Sembunyi di Motel, Tarif Hmmm....

Si wanita mengenakan kaus kerah bulat warna putih dengan celana jeans di atas lutut.

Salah seorang pria terlihat bercakap serius dengan dengan wanita itu.

Beberapa pria keluar warung dan melanjutkan perjalanan menggunakan roda dua, disusul lelaki terakhir.

Setelah suasana sepi, Radar Banjarmasin pun menuju warung tersebut.

Di meja terlihat beberapa makanan ringan dan mi instan.

Di dinding tergantung minuman kemasan. Ada susu, kopi, dan lainnya.

"Minum apa?” tanya wanita berbaju putih kepada Radar Banjarmasin.

Setelah membuatkan minuman, wanita itu duduk dengan jarak sangat dekat dengan Radar Banjarmasin.

"Minum susu atau mau kamar?” ujarnya.

"Memang di sini boleh ngamar? Tidak ada razia?" tanya awak Radar Banjarmasin.

"Kan tidak lama juga, sebentar saja di kamar," jawabnya.

Dia memberitahukan tarif ngamar, yakni hanya Rp 150 untuk sekali begituan.

Sedangkan tarif pijat hanya Rp 100 ribu.

"Kalau mau, bisa di hotel dekat sini," ujarnya.

Awak Radar Banjarmasin menolak tawaran itu.

Tim juga melakukan penelusuran di warung kopi di Jalan Lingkar Selatan kawasan Banjarmasin Selatan dan Banjarmasin Barat.

Sephia (bukan nama sebenarnya) menemui Radar Banjarmasin.

Gadis berwajah manis itu mengatakan, para wanita penjaja seks tak berani melayani tamu di warung.

Sebab, mobil patroli selalu memantau setiap malam.

Solusinya, tamu dan pekerja seks komersial saling menukar nomor telepon.

Setelah itu, mereka janjian bertemu di suatu tempat.

Namun, Sepia mengaku tak pernah menerima ajakan pria hidung belang.

"Tadi ada nawar lima ratus ribu, saya tidak mau," ujar gadis asal Desa Basirih ini. (zal/ma/dye)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pilu Istri, Jadi PSK Karena Dijual Suami


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler