Protesnya Cuma Lisan, Diplomatiknya Ragu?

Sampai Kapan Kita Diam Menghadapi Klaim Malaysia?

Selasa, 17 Agustus 2010 – 05:14 WIB

JAKARTA -  Untuk kesekian kalinya Indonesia  menyampaikan protes atas sikap arogan Malaysia, yang menahan tiga aparat Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)Meski hanya sebatas statement tak resmi.  Padahal, yang ditangkap Malaysia adalah aparat negara, yang sedang bertugas menjalankan amanah negara pula

BACA JUGA: Malaysia Isyaratkan 3 WNI Segera Dibebaskan

Sementara, polisi Indonsia menangkap maling Malaysia, yang sedang bertindak kriminal
Maling ikan di laut

BACA JUGA: Bila Perlu RI Tarik Dubes atau Usir Dubes Malaysia

Indonesia.Tetapi mengapa Indonesia seperti tidak berdaya? Apakah ini bukan upaya menginjak-injak kedaulatan? Mengapa Indonesia begitu ragu?

Sejuta pertanyaan itu sekarang harus diredam., pada peringatan 65 tahun Indonesia merdeka ini,  Pejabat dan aparat sibuk berseremonial, seolah ingin mempertontonkan nasionalisme
Tetapi bagaimana kita menyikapi penangkapan tiga aparat DKP oleh polisi Malaysia? Bagaimana kita menyikapi simbol negara diinjak-injak oleh negara tetangga?  Banyak ormas yang menghujat ketika ada LSM  atau mahasiswa menginjak-injak foto pejabat , yang juga selalu diidentikkan sebagai simbol negara

BACA JUGA: Belum Dipastikan, Pertukaran 3 WNI dengan 7 Nelayan Malaysia

Ironisnya, tak satupun ormas yang berteriak ketika aparat DKP yang sedang bertugas menjalankan perintah negara ditangkap polisi negara tetangga

Para nelayan Malaysia sudah mengakui, mereka tidak tahu kalau sudah memasuki wilayah perairan IndonesiaKarena mereka tidak membawa peralatan GPSPertanyaannya, mengapa mereka tidak membawa peralatan GPS itu? Padahal, itu merupakan bagian dari peralatan vital merekaBisa jadi ini bagian dari modus merekaBisa jadi mereka menyadari, betapa lemahnya ( toleran ?) aparat Indonesia sehingga mereka menganggap semuanya bisa diaturTetapi apa jadinya, kalau aparat negara kemudian harus dibarter dengan maling?

Menteri luar negera Marty Natalegawa tidak berbeda jauh dengan menteri luar negeri sebelumnyaSelalu bersikap lembut jika harus berhadapan dengan MalaysiaAda apa?  Alasannya, mereka selalu mengatakan perbatasan itu masih diperdebatkanTetapi mengapa, di perbatasan yang belum jelas kok Malaysia bisa menangkap aparat negara, sedangkan kita hanya bisa menangkap malingnya?  "Nota protes tidak bisa hanya menyampaikan bahwa kita tidak sukaKita harus jelaskan bahwa pada tanggal sekian telah terjadi insiden, di koordinat sekianKarena itu selama-lamanya akan dijadikan referensi bagi Indonesia dalam perundingan dengan Malaysia di masa mendatang," kata Marty.

Meski demikian, kata Menlu, Indonesia telah menyampaikan keprihatinan dan protes secara langsung"Sudah saya sampaikan secara langsung tanpa menunggu notaNota diplomatik tetap akan dikirim, tapi belum disampaikan," ujar dia.

Kasus penahanan tiga aparat DKP adalah buntut dari belum selesainya perundingan perbatasan laut antara Indonesia dan MalaysiaMarty mengatakan, Indonesia siap merundingkan kembali soal batas laut ituNamun, Malaysia belum siapMalaysia berdalih akan menyelesaikan lebih dulu perundingan perbatasan dengan Singapura"Faktanya, antara Indonesia dan Malaysia belum ada persetujuan tentang batas laut di wilayah terkaitAda versi Malaysia dan Indonesia," katanya

Sebagaimana diberitakan, penangkapan tiga petugas DKP Kepulauan Riau (Kepri) yang sedang berpatroli di perbatasan laut oleh Pasukan Gerak Marin atau Marine Police Malaysia (MPM) berbuntutKemenlu serta Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia melakukan protes keras kepada pemerintah Malaysia.

Indonesia menilai penangkapan itu tidak relevanSebab, para petugas DKP itu ditodong senjata dan disandera oleh patroli kesatuan di bawah Polis Diraja Malaysia (PDRM) tersebut saat mengamankan tujuh nelayan Malaysia yang mencuri ikan dan menerobos batas laut Indonesia.  (sof/ari)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Afghanistan Temukan Cadangan Minyak Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler