jpnn.com, JAKARTA - Penyelesaian desain proyek Kereta Api Cepat Jakarta-Surabaya akhirnya mundur lagi ke bulan Maret, setelah sempat dijanjikan rampung pada November 2017.
Pihak pemerintah Indonesia dan kontraktor asal Jepang, Japan Internasional Cooperation Agency (JICA), belum menemui kesepakatan.
BACA JUGA: Kereta Cepat Jakarta-Semarang 2,5 Jam, Surabaya 5 Jam
Ditemui usai mengikuti rakor di Kemenko Kemaritiman kemarin (8/12), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan kesepakatan desain baru akan tercapai pada pertengahan tahun 2018. “Finalnya nanti Maret 2018, desainnya kita pilih apa,” katanya.
Saat ini, kata Budi, masih dipertimbangkan lebar trek yang akan dilintasi kereta cepat. Opsinya antara narrow gauge (sepur sempit), dengan lebar trek antara 60 hingga 100 sentimeter dan standard gauge (sepur lebar), dengan lebar trek 150 hingga 200 sentimeter.
BACA JUGA: Menhub dan Dubes Jepang Bahas Kerja Sama Pembangunan Infrastruktur
Menurut Budi, proyek kereta cepat ini adalah sebentuk proses modernisasi sistem perkeretaapian di Indonesia. Pihak pemerintah tidak ingin melakukannya dengan terburu-buru.
“(Proyek,Red) ini kan puluhan triliun, jadi harus hati-hati jangan sampai justifikasi sebelum hasilnya maksimal,” katanya.
BACA JUGA: 14 Desa di Kabupaten Bekasi Bakal Dilalui Kereta Cepat
Menurut mantan Dirut Angkasa Pura II ini, opsi narrow gauge memang lebih murah, namun kecepatan yang bisa dicapai kereta yang melintas relatif lebih rendah.
Hanya beberapa negara di dunia yang masih memakai sistem trek narrow gauge. Sementara standard gauge lebih cepat, namun pembangunannya lebih mahal. “Lebih mahal kira-kira Rp 30 triliun,” katanya.
Selain soal trek, masalah perlintasan sebidang juga masih menjadi pembahasan. Pihak Jepang mengusulkan tipe trek yang Elevated, sementara indonesia menginginkan hanya berbentuk flyover.
Dalam 3 bulan ini, Budi mengatakan selain merampungkan Detail Engineering Design (DED) antara JICA dan BPPT, pemerintah juga akan mengupayakan untuk memperbanyak pandangan dari para ahli.
“Kita tambah banyak ekspert untuk bikin opsi supaya proyek lebih murah,” katanya.
Meski demikian, Budi mengatakan target selesainya trek Jakarta-Semarang tetap dipatok pada tahun 2020.
Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri mengatakan, semua perhitungan baik dari pemerintah maupun JICA masih belum final. Namun sudah mulai mengerucut.
Tentang pilihan trek, Zulfikri menyebut bahwa trek standar gauge bisa mengijinkan kereta untuk melaju hingga 360 km/jam.
Sementara narrow gauge, hanya mengijinkan kereta melaju maksimal 200 km/jam. “Tapi di kecepatan rata-ratanya mungkin 120-140 km per jam saja,” pungkasnya. (tau)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dibangun Jalur Baru?
Redaktur & Reporter : Soetomo