jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan pembangunan refinery development master plan (RDMP) dan grassroot refinery (GRR) milik Pertamina berjalan lambat.
Beberapa proyek terkendala lahan serta insentif fiskal pembangunan kilang. Misalnya, RDMP Cilacap dan GRR Tuban.
BACA JUGA: Desak KPK Ungkap Rekaman Small Business untuk Pak Ari
Plt Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menyatakan, pihaknya tetap berkomitmen melanjutkan proyek-proyek tersebut.
Salah satu yang segera dilakukan groundbreaking adalah RDMP Balikpapan.
BACA JUGA: Pertamina Target Lelang EPC Selesai Akhir Oktober
’’Untuk Balikpapan, sebetulnya early work sudah dilakukan dan penunjukan kontraktor pada Oktober nanti. Sambil menunggu kontraktor, early work sudah dilakukan secara bertahap,’’ ujar Nicke, Kamis (25/4).
Untuk proyek GRR Tuban, pembangunannya terkendala lahan.
BACA JUGA: Ssttt, Ada Suara Mirip Bu Rini dan Dirut PLN Bocor ke Medsos
Di antara 800 hektare lahan yang dibutuhkan, 400 hektare merupakan milik warga.
Sementara itu, kilang Cilacap yang digarap dengan Saudi Aramco terkendala insentif fiskal.
’’Saudi Aramco mensyaratkan beberapa hal kepada kami. Salah satunya adalah insentif,’’ ungkap Nicke.
Namun, permasalahan tersebut sudah terpecahkan dengan adanya insentif fiskal untuk pembangunan kilang yang diberikan pemerintah beberapa waktu lalu.
’’Pemerintah telah memberikan insentif dengan jumlah yang besar,’’ kata Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Arief Budiman. (vir/c14/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo Tuding Jokowi Korbankan Elia Massa Manik
Redaktur & Reporter : Ragil