Proyek Tol Soker Kembali Didemo Warga

Senin, 05 Maret 2018 – 10:10 WIB
Warga Desa/Kecamatan Mantingan, Ngawi memblokir tol Solo-Kertosono dengan beton gorong-gorong, kemarin (10/7). Foto: Loditya Fernandez/Radar Ngawi/JPNN.com

jpnn.com, JOMBANG - Beberapa warga Desa/Kecamatan Bandarkedungmulyo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur kembali mendemo pengelola tol Solo-Kertosono (Soker).

Sebab, belum ada kepastian dari atas ganti rugi area persawahan yang rusak setelah terdampak banjir akibat pembangunan tol.

BACA JUGA: DPRD DKI Minta Perangkat Desa Senayan Berpihak pada Warga

"Kami kembali berdemo karena hingga saat ini belum ada kejelasan soal tuntutan kami," ujar Mastur, salah seorang warga.

Hingga kini tuntutan warga masih sama, yakni kejelasan ganti rugi yang sebelumnya disepakati.

BACA JUGA: Dana Desa Tak Transparan, Kades Didemo Warga

Pasalnya, pembangunan tol tersebut berdampak pada jebolnya tanggul afvoer Brawijaya hingga merusak tanaman warga.

"Perencanaan proyek jalan tol kurang matang sehingga membuat tanggul afvoer kembali jebol," ungkapnya.

BACA JUGA: Perusahaan dan Warga Senayan Masih Ribut Soal Akses Jalan

Menurut Mastur, aksi demo tersebut dilakukan karena warga jenuh dengan janji pengelola jalan tol, yakni CRBC, yang tak kunjung direalisasikan.

Ketika dikonfirmasi, Camat Bandarkedungmulyo Mahmudi mengungkapkan, memang sebagian warganya berdemo.

"Hanya sebagian, tetapi saat ini sudah ditentukan kesepakatan antara warga dan pihak CRBC," ujarnya.

Dia menambahkan, memang sejak awal warga tidak sepakat dengan nilai ganti rugi dari CRBC.

Kemudian, pihaknya memberikan perincian kerugian warga. CRBC akhirnya memberikan ganti rugi Rp 100 juta untuk satu dusun.

''Jadi, Dusun Kedunggabus, Desa Bandarkedungmulyo, dan Dusun Prayungan, Desa Gondangmanis, mendapat masing-masing Rp 100 juta," bebernya.

Mahmudi menjelaskan, ganti rugi dibagikan kemarin, tetapi masih dibayarkan 50 persen terlebih dahulu. Dengan kesepakatan tersebut, warga pun membuka segel.

"Dulu memang belum ada kesepakatan sehingga warga tidak mau membuka segel," katanya.

Sebenarnya permasalahan itu hanya disebabkan sulitnya komunikasi antara pengelola tol dan warga.

"Warga sebenarnya juga sudah kooperatif, hanya sulit berkomunikasi. Tapi, permasalahan sudah selesai dan hari ini (kemarin, Red) segel juga sudah dibuka," tandasnya. (yan/nk/c7/end/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Tulodong Kembali Tutup Akses Gedung LOT 18 SCBD


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler