PSI: Ekonomi Kebodohan Hanya Fiksi, Khayalan Tim Prabowo

Senin, 15 Oktober 2018 – 16:19 WIB
Jubir PSI Bidang Ekonomi dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara PSI Rizal Calvary Marimbo menyoroti pernyataan calon presiden Prabowo Subianto bahwa pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla saat ini sedang menjalani praktik ekonomi kebodohan alias the economics of stupidity. Dia mengaku heran dari mana Prabowo mendapat terminologi tersebut.

Rizal mengatakan, selain tidak faktual, terminologi ekonomi kebodohan juga tidak dikenal dalam ilmu ekonomi.

BACA JUGA: Cinta Prabowo-Sandi Masuk Surga? Cak Imin: Emang Lu Malaikat

“Secara akademis dan keilmiahan, kita tidak perna menemukan terminologi ini. Referensinya dari mana. Kita juga ingin tahu,” ujar Rizal dalam keterangannya, Senin (15/10).

Dalam pidatonya di Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) pekan lalu, Prabowo membeberkan beberapa indikator bahwa pemerintah sedang menjalankan ekonomi kebodohan. Salah satunya adalah, jumlah kekayaan Indonesia yang dinikmati asing sepanjang 1997-2014 mencapai USD 300 miliar.

BACA JUGA: PSI: Malang Raya Darurat Korupsi

Argumen ini membuat Rizal curiga Prabowo dapat masukan yang keliru soal ekonomi Indonesia. Pasalnya, data yang sebenarnya menunjukan investasi asing di Indonesia tidak semasif negara-negara ASEAN lainnya.

"Data dari Laporan Investasi Dunia UNCTAD menyebutkan, persentase rata-rata penanaman modal asing langsung di Indonesia terhadap total Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada kurun 2005-2010 dan 2011-2016 tidak pernah lebih dari enam persen alias hanya berkisar 5,6 persen dan 5,7 persen," beber dia.

BACA JUGA: Nada Dasar Prabowo Sama Saja dengan Timnya

Rizal mengatakan, persentase modal asing Vietnam selalu di atas 20 persen. Sedangkan Malaysia persentasenya mencapai 14 persen..

“Jadi pandangan Prabowo itu hanya asumsi-asumsi yang dasarnya lemah. Datanya sebaliknya,” ucap Rizal.

Rizal menambahkan lagi, justru di era Jokowi pemerintah merebut aset-aset yang selama ini dikuasai asing. Misalnya, kepemiliikan 51 persen saham Freeport.
Selain itu, lanjut dia, Blok Rokan yang merupakan penghasil minyak terbesar juga telah dikelola oleh Pertamina 100 persen. Ini baru terjadi pada zaman Jokowi.

"Justru Freeport dulunya secara bulat dan utuh diberikan oleh mertua Prabowo kepada pihak asing. Sekarang sudah direbut oleh Jokowi,” ujar Rizal.

Karena itu, Rizal menyimpulkan bahwa terminologi ekonomi kebodohan hanyalah sebuah fiksi, khayalan tim ekonomi Prabowo-Sandi.

Dia bahkan menduga tim ekonomi tersebut sengaja memasok terminologi rekaan dan tidak akademis untuk menjatuhkan citra Prabowo.

“Tolong dibantu Pak Prabowo dengan memasok terminologi yang teruji secara akademis dan sudah dibakukan. Ini mau Pilpres bukan mau cari Ketua RT baru. Ancur ini kalau begini,” ucap dia. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasto Sebut Prabowo Gagal Paham soal Ekonomi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler