jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Ujang Komaruddin menilai positif langkah anggota DPRD DKI Jakarta dari PSI, William Aditya Sarana menyoroti empat mata anggaran yang dinilai aneh pada dokumen Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.
Menurut Ujang, langkah tersebut positif ketika dilakukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan demi pencitraan partai semata. "Positif-positif saja, asal dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Bukan untuk pencitraan PSI semata. Karena bagaimanapun APBD itu untuk rakyat. Jadi rakyat harus tahu proses penganggarannya," ujar Ujang kepada JPNN.com, Jumat (1/11).
BACA JUGA: Sebelum PSI Manggung, Anies Baswedan Sudah Bicara
Dosen di Universitas Al Azhar Indonesia ini lebih lanjut menyatakan, PSI juga diuntungkan dengan langkah kadernya aktif menjalankan tugas sebagai anggota dewan.
Paling tidak, partai yang dipimpin Grace Natalie itu mendapat penilaian positif dari masyarakat, sebagai partai yang kritis menjalankan fungsi check and balances di DKI Jakarta.
BACA JUGA: Temukan Empat Keanehan di R-APBD DKI, Politikus PSI Bilang Begini
"Menguntungkan PSI, karena sedang cari panggung. Nah. panggung pertama sudah ditemukan untuk membentuk framing pencitraan di mata publik," katanya.
Bagaimana peran fraksi lain di DPRD DKI Jakarta menanggapi temuan William? Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini memprediksi sedang cooling down.
BACA JUGA: PSI Minta Tito Karnavian Peringatkan Anies Baswedan Terkait Transparansi Anggaran
"Fraksi lain mungkin cooling down. Diam karena takut disalahkan, atau takut terbawa-bawa pemberitaan negatif yang tidak menguntungkan. PSI akan semakin kencang bermanuver. Karena sangat menguntungkan. PSI sedang bermain total football di Jakarta. Di saat yang sama partai-partai lain memperagakan sepak bola bertahan," pungkas Ujang. (gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang