jpnn.com, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melakukan seleksi calon anggota legislatif secara terbuka. Sejumlah tokoh independen pun dihadirkan untuk menguji kualitas caleg-caleg PSI.
Kemarin seleksi caleg dilakukan di basecamp PSI, Jakarta. Tokon independen yang dijadikan penguji, antara lain, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK Mahfud MD, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (Pukat) Zainal Arifin Mochtar, mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Guru Besar Psikologi UI Hamdi Muluk, dan pakar politik Djayadi Hanan.
BACA JUGA: PSI Mendaftar jadi Calon Peserta Pemilu 2019
Mahfud mengatakan, memang sistem perekrutan di partai politik saat ini belum steril dari praktik kotor.
Bahkan sudah menjadi rahasia umum bahwa proses merekrut calon legislatif (caleg) di internal partai banyak diwarnai isu nepotisme dan kolutif.
BACA JUGA: Grace Natalie Sowan ke Muhammadiyah, Ini Pesan Haedar ke PSI
’’Nepotisme ya orang yang dekat dengan pimpinan partai. Kolutif ya seleksi melalui jalur gelap,’’ ujarnya.
Menurut Mahfud, partai-partai lama bisa mencontoh apa yang dilakukan PSI dalam menghadapi Pemilu 2019. Pola mengusung caleg dilakukan secara terbuka dan melibatkan masyarakat.
BACA JUGA: Grace Natalie: STNK Sudah Dapat, BPKB Sebentar Lagi
Dia menyatakan, eksperimen tersebut patut dilakukan di tengah kebuntuan pemilu yang tidak menghasilkan anggota legislatif yang kompeten.
’’Ini bisa jadi cara baru. Semua diukur secara objektif dan publik bisa mengawasi prosesnya,’’ imbuhnya.
Pakar politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menambahkan, partai politik harus mau melakukan reformasi di dalam.
Sebagai hulu dari semua institusi, partai perlu mengubah demokrasi di internal menjadi lebih terbuka.
’’Saat reformasi 1998, semua lembaga melakukan reformasi. Ada dua yang ketinggalan, DPR dan partai politik,’’ selorohnya.
Menurut dia, salah satu persoalan yang bisa diurai adalah lebarnya jarak antara partai politik dan pemilih.
Saat ini komunikasi antara partai dan konstituennya baru terjadi menjelang pemilu. Sementara itu, dalam keseharian, partai relatif lebih banyak berkutat kepada kepentingan kelompoknya.
’’Jadi, publik merasa tidak terlalu memiliki,’’ tuturnya. Imbasnya, pengawalan juga tidak berjalan maksimal. Karena itu, dia meminta partai mulai belajar terbuka untuk perubahan.
Sementara itu, Ketua Umum Grace Natalie mengatakan, caleg hasil seleksi yang dilakukan pansel independen akan di-publish melalui media sosial. Nanti publik bisa memberikan catatan terhadap nama-nama tersebut.
Hingga kemarin, setidaknya 50 orang yang mendaftar melalui PSI. Di antaranya, musisi Giring Ganesha, mantan atlet bulu tangkit Hariyanto Arbi, dan sejumlah praktisi muda dari berbagai latar belakang.
Jika merujuk Peraturan KPU Nomor 7 Tahun 2017 tentang tahapan pemilu, pendaftaran calon legislatif akan dilakukan 9 Juli 2018.
Dengan demikian, masih ada waktu sekitar delapan bulan bagi partai menyiapkan calon. (far/c4/fat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Segarkan Parlemen Bersama Grace Natalie
Redaktur & Reporter : Soetomo