jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PSI Giring Ganesha Djumaryo mengaku tidak ingin pemimpin Indonesia selepas Joko Widodo (Jokowi) dipegang sosok yang memiliki rekam jejak memakai isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) saat pilkada.
Sebab, kata dia, Indonesia akan berada di lubang kesuraman jika sosok yang memimpin Indonesia ialah tokoh yang menggunakan isu SARA dalam politik.
BACA JUGA: Fraksi PSI Walk Out Saat Paripurna DPRD Bandung, Wali Kota Oded: Aneh...
"Kemajuan akan terancam, jika kelak yang menggantikan Pak Jokowi adalah sosok yang punya rekam jejak menggunakan isu SARA," eks vokalis Nidji itu dalam HUT ke-7 PSI yang disiarkan secara virtual, Rabu (22/12).
Namun, Giring tidak memerinci sosok yang menggunakan isu SARA dalam politik.
BACA JUGA: Duh, Mobil Ketua DPP PSI Terjeblos ke Dalam Sumur Resapan, Lihat Fotonya
Secara dirinya hanya menyebut sosok tersebut pernah dipecat oleh Jokowi.
"Pernah dipecat oleh Pak Jokowi, karena tidak becus bekerja," lanjut pria kelahiran Jakarta itu.
BACA JUGA: Sumur Resapan Meresahkan, PSI Curiga Ada yang Ditutupi Anies Baswedan
Namun, kata Giring, PSI tetap menyiapkan skenario jika pemimpin Indonesia setelah Jokowi ialah sosok yang menggunakan isu SARA dalam politik.
Parpolnya, kata dia, akan menjadi oposisi bagi sosok tersebut setelah terpilih sebagai Presiden RI.
"PSI siap menjadi oposisi sebagaimana yang kami buktikan di Jakarta hari ini," ungkap pelantun Laskar Pelangi itu. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : Adil
Reporter : Aristo Setiawan