Psikolog Novita Tandry Ungkap Kondisi Terkini Istri Irjen Ferdy Sambo

Rabu, 13 Juli 2022 – 15:18 WIB
Suasana di sekitar kediaman Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (13/7). Saat ini, polisi masih melakukan olah TKP baku tembak antaranggota Polri di rumah Irjen Ferdy Sambo. Foto: Mercurius Thomos Mone/JPNN.com.

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog anak, remaja, dan keluarga Novita Tandry mengungkap kondisi terkini istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Ferdy Sambo, setelah insiden pelecehan dan penodongan senjata, dan baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Baku tembak itu mengakibatkan Brigadir J meninggal dunia.  

Menurut Novita Tandry, setelah insiden pelecehan dan penodongan senjata itu, ibu empat anak tersebut depresi dan mengalami gangguan sulit tidur.

BACA JUGA: Keluarga Brigadir J Sampaikan Permintaan Ini Kepada Kapolri Jenderal Listyo

Dia mengatakan sejak kejadian hingga saat ini, kondisi istri jenderal bintang dua itu masih tidak stabil, terguncang, dan stres. Menurut dia, tingkat stresnya dari sedang sampai berat. 

"Pada saat bertemu dengan ibu, keadaannya sangat shock, terguncang pastinya, trauma, sulit tentunya dia bisa berkonsentrasi. Sejak kejadian sampai sekarang itu tidak bisa tidur pastinya," kata Novita saat dihubungi di Jakarta, Rabu (13/7). 

BACA JUGA: Bang Edi Yakin Tak Sulit Ungkap Kasus Baku Tembak di Rumah Irjen Ferdy Sambo

Polda Metro Jaya menunjuk Novita Tandry sebagai psikolog untuk mendampingi istri Irjen Ferdy Sambo yang dalam kejadian ini berstatus sebagai saksi korban yang mengalami pelecehan, penodongan, serta melihat peristiwa baku tembak.

Baru kemarin Novita ditunjuk dan beri pendampingan kepada istri Ferdy Sambo dan keluarga.

BACA JUGA: Polisi Bawa 4 Koper dari Rumah Irjen Ferdy Sambo, Apa Isinya?

Menurut Novita, shock yang dialami istri Irjen Ferdy Sambo, itu akibat rentetan peristiwa yang dialaminya. 

Mulai dari pelecehan, penodongan senjata, hingga kejadian baku tembak antarajudan di rumahnya. 

Termasuk beban psikologi dari ramainya pemberitaan atas kejadian tersebut.

"Karena melihat langsung keadaan, yang pasti, pertama, karena pelecehan, kemudian kedua, karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan," ungkapnya.

Menurut Novita, pemulihan kondisi psikologi istri Irjen Ferdy Sambo perlu karena yang bersangkutan memiliki empat orang anak yang butuh perhatian.

Novita mengatakan bahwa konsentrasi dari pendampingan psikologis ini agar peristiwa tersebut tidak berdampak pada keluarga lainnya.

"Concern saya adalah bagaimana peran ibu ini sebagai istri dan juga seorang ibu, ada anak empat anak umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun. Ini membuat  pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya. Apalagi, anak-anak masih sekolah, kuliah, dan masih balita," terangnya.

Novita juga menyebutkan ada tahapan dalam penyembuhan trauma healing seorang korban. 

Hal itu membutuhkan waktu tiga bulan sampai enam bulan.

Tergantung pada kemampuan beradaptasi dari korban. 

Tahapan yang dia maksudkan adalah DABDA, yakni Denial (Penyangkalan), Angry (Marah), Bargaining (Tawar-menawar), Depression (Depresi), dan Acceptance (Penerimaan).

Menurut dia, biasanya dalam langkah-langkah ini tergantung pada mereka bisa bolak-balik, bisa denial menganggap kejadian itu mimpi, tidak nyata, pasti marah, bisa marah pada lingkungan, bisa marah kepada diri sendiri.

"Selanjutnya, ada proses dengan bargaining, "oh, kalau saya begini, begitu, saya kira-kira bagaimana, saya bargaining dengan keadaan diri sendiri", dia akan masuk lagi dengan posisi depresi, baru yang terakhir acceptance," kata Novita.

Dia memastikan kondisi istri jenderal bintang dua itu dapat memberikan keterangan kepada penyidik terkait dengan peristiwa tersebut.

Dalam rangka menghormati hak korban, psikolog ini berpesan kepada masyarakat lebih bijak dalam menyebarkan informasi agar tidak menambah beban psikologi yang mengalami peristiwa.

Selain itu, peristiwa yang dialami istri Ferdy Sambo, selaku istri pejabat Polri, dapat jadi pembelajaran bagi yang lainnya. 

Dalam hal ini tentunya perlu peran psikolog dalam mendampingi korban agar kuat menghadapi trauma.

"Jadi, mungkin harus lebih bijak, karena saya juga perempuan, kami seperti ini jadi harus menanggung secara psikologi, menanggung ini, kan, dibicarakan semua orang. Mungkin harus lebih bijak dalam pemberitaannya," kata Novita.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk tim gabungan.

Tim itu terdiri atas satuan kerja internal Polri dan mitra kepolisian dalam hal ini Kompolnas dan Komnas HAM untuk membantu mengungkap peristiwa baku tembak antaranggota Polri di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga No. 46 Kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB.

Penembakan terjadi antara Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat (Brigadir J) ajudan Drive Caraka (ADV) istri Kadiv Propam Polri dengan Bharada E, ADV Kadiv Propam Polri. Kejadian tersebut mengakibatkan Brigadir Nopryansah tewas tertembak. Adapun peristiwa itu dilatarbelakangi pelecehan dan penodongan pistol yang dialami istri Ferdy Sambo. (antara/jpnn) 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler