jpnn.com - SURABAYA - Seorang perempuan ditemukan tewas membusuk tanpa busana di sebuah kamar kos di Jalan Kupang Gunung Timur VII. Diduga kuat, perempuan itu tewas karena dibunuh. Penyelidikan kasus yang terjadi di kawasan lokalisasi Dolly tersebut ditangani Polsek Sawahan.
Polisi memastikan identitas perempuan itu sebagai Vera Eliefianti. Kepastian tersebut didasarkan atas surat keterangan domisili yang ditemukan di kamar korban. Pada surat itu disebutkan, perempuan yang biasa dipanggil Eli itu berasal dari Nangakeo RT 005 RW 003, Desa Bheramari, Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur.
Pada surat keterangan bertanggal 30 Juli 2013 tersebut juga dinyatakan, Eli lahir pada 9 September 1999 dan masih berstatus pelajar.
Kapolsek Sawahan Kompol Manang Soebeti membenarkan bahwa korban bernama Eli. Hanya, dia meragukan data Eli lahir pada 1999 atau masih berusia 14 tahun. Sebab, berdasar keterangan sejumlah rekan korban dan warga sekitar, Eli diperkirakan berusia 24 tahun. Ada dugaan, perempuan itu lahir pada 1989.
"Informasi dari warga, korban sudah berumur. Mungkin surat yang dibuat keliru. Sebab, tidak ada tanda tangan juga," ujar Manang. Informasi mengenai usia tersebut diperlukan untuk penyelidikan kepolisian.
Manang menjelaskan, dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), memang ada dugaan kuat Eli dibunuh. Pada saat ditemukan, kondisi mayat korban sudah membusuk di atas kasur. Tubuhnya ditutupi selimut, baju, dan koper besar hitam dengan tumpukan yang tak beraturan. Kondisi kamar juga berantakan. Kamar kos juga terkunci dari luar.
Mayat Eli ditemukan tak berbusana dengan kondisi telentang. Dia hanya mengenakan bra. Petugas juga menemukan bekas penganiayaan pada beberapa bagian tubuh korban. "Memang ada dugaan dibunuh. Masih kami selidiki. Tunggu hasil otopsi juga," tuturnya.
Selain itu, yang menjadi catatan petugas adalah penemuan pesan pada dinding kamar tempat ditemukannya mayat. Pesan itu berbunyi "Tolong kuburkan aku/Eli bersampingan di Banyuwangi". Pesan tersebut ditambah dengan lokasi penguburan di Desa Senepo Rejo, Silir Agung, Banyuwangi. Ditemukan pula dua nomor ponsel pada rangkaian pesan itu.
Manang menyebutkan, kini pihaknya mencari seorang lelaki bernama Agus alias Ambon. Lelaki berusia 25 tahun tersebut diduga mengetahui betul dugaan pembunuhan itu.
Pemilik kos bernama Tumini, 38, menjelaskan, sebenarnya yang menyewa kamar di lantai 2 tersebut adalah Agus alias Ambon sejak Sabtu (9/11). Semula dia juga menduga yang tewas membusuk itu adalah Ambon.
Sebab, pada Rabu (13/11) Tumini menemukan muntahan yang menetes dari kamar yang hanya berlantai kayu tersebut. Dia menduga Ambon sakit dan meninggal dunia. Terakhir dia melihat Ambon Kamis lalu (14/11). "Tapi, ternyata yang meninggal malah yang perempuan, Si Eli itu," ujarnya.
Tumini mengenal Eli sebagai pasangan Ambon lantaran perempuan tersebut kerap tidur di kamar yang disewa seharga Rp 300.000 sebulan itu. Tapi, dia mengaku jarang sekali bertemu dengan Eli. Sebab, sewaktu dia pulang kerja, Eli sudah tidak ada di rumah. "Yang perempuan malah ingin segera pindah. Katanya tidak betah di sini," ungkapnya.
Hanya, Tumini tahu betul Eli bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) di Wisma 27, kawasan Dolly. Sedangkan Ambon bekerja sebagai pelayan di Wisma 12. Dua wisma itu hanya berbeda gang dengan lokasi penemuan mayat.
Gito, 34, karyawan Wisma 27 di Jalan Kupang Gunung Timur, mengungkapkan bahwa Eli memang pernah bekerja di tempat tersebut. "Sudah seminggu lalu, tapi dia hanya tiga hari masuk," ucapnya. Kamis lalu Eli berpamitan tidak masuk kerja. Alasannya, dia akan pulang ke Banyuwangi bersama Ambon.
Sementara itu, proses evakuasi mayat Eli di TKP sempat menemui kesulitan. Sebab, tangga untuk mengakes lantai 2 rumah kos tersebut terlalu kecil. Petugas akhirnya menurunkan mayat Eli lewat jendela dengan menggunakan tampar. Proses evakuasi juga menjadi tontonan warga sekitar. (jun/mas/nw)
BACA JUGA: Hercules Batal Dipindah
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hercules Dipindah ke Lapas Cipinang
Redaktur : Tim Redaksi