PSK Tiongkok Serbu Singapura, Inilah Moduf dan Tarifnya...

Senin, 11 Juli 2016 – 07:00 WIB
Salah satu unit apartemen di Geylang, Singapura. Foto: Strait Times

jpnn.com - PEMERINTAH Singapura kini juga dihadapkan pada masalah prostitusi terselubung. Belakangan ini, semakin banyak pekerja seks komersial (PSK) asal Tiongkok yang masuk ke negeri pulau itu.

Selama ini rumah bordil atau pun PSK jalanan di kawasan Geylang secara terang-terangan menyediakan jasa esek-esek. Namun, kini justru ada perkembangan baru tentang prostitusi yang menyebar ke area-area yang kurang terlihat karena para PSK menawarkan diri melalui layanan online atau pun iklan di internet.

BACA JUGA: WNI Diculik Lagi, TNI AL Disarankan Gelar Operasi Setrika, Wow!

Investigasi Sunday Times menemukan adanya 60 PSK asal Tiongkok yang mengiklankan layanan mereka secara online. Mereka beroperasi di kondominium serta apartemen di wilayah Geylang.

Alih-alih memanfaatkan muncikari atau pun pemilik rumah bordil, para PSK asal Tiongkok itu justru mengiklankan diri di sejumlah website dengan memajang foto dan nomor telepon seluler mereka sendiri. Calon pelanggan yang tertarik pun bisa berkomunikasi langsung tanpa perantara.

BACA JUGA: Inikah Kelompok Penculik 3 WNI di Sabah?

Setidaknya ada belasan website yang menyediakan iklan prostitusi di Singapura. Laman-laman pengiklan jasa prostitusi itu menggunakan hosting luar negeri.

Para PSK itu memang leluasa memasuki Singapura karena masuk dengan visa kunjungan wisata atau turis.  Sunday Times mencoba menghubungi nomor kontak salah satu PSK yang dipajang di setidaknya 15 website.

BACA JUGA: Dallas Makin Panas, Polisi Antisipasi Ancaman Misterius

PSK yang dikontak pun langsung mengirim pesan singkat (SMS) untuk memberi informasi tentang lokasinya. “Aku di sebuah kondominium di Lorong 39, sayang. Jam berapa kamu datang?” ujar sang PSK melalui pesan singkat.

Seorang PSK lain yang mengaku berusia 25 tahun juga melakukan cara serupa. Ketika sang calon pengguna jasa sudah sampai di lobi apartemen, maka sang PSK akan memberi tahu nomor kamarnya.

Seorang sumber yang familier dengan para PSK mengatakan bahwa apartemen-apartemen untuk prostitusi itu tergolong kelas atas. Para PSK itu menyewa sebuah ruang apartemen yang tarifnya antara SGD 100 hingga SGD 120 per hari.

“Sebagian besar adalah apartemen tipe studio atau satu kamar tidur. Bahkan ada satu di antara mereka yang memiliki lift pribadi yang berhenti tepat di depan pintu apartemen,” tuturnya.

Ia menambahkan, tidak ada penjaga keamanan yang mengawal para PSK itu. Sedangkan setiap penghuni memiliki kartu akses sebagai kunci.

“Dan para pelanggan perlu memencet nomor apartemen di interkom dan melihat ke kamera sehingga wanita-wanita itu bisa mengonfirmasi identitas (calon pelanggan) sebelum diizinkan masuk,” sambung sumber itu.

Lantas, berapa tarif para PSK itu? Kisarannya adalah SGD 80 atau kurang lebih Rp 750 ribu per jam.

Tapi, keberadaan para PSK aal Tiongkok itu kini sudah membuat resah para penghuni apartemen di Geylang. Berdasarkan catatan Urban Redevelopment Authority (URA), ada sekitar 1000 penghuni di kawasan lampu merah Geylang. Di sekitarnya juga ada sekitar 7500 rumah pribadi.

Padahal untuk menyewa apartemen di kawasan Geylang bukanlah hal mudah. Sebab, ada aturan yang melarang penyewaan apartemen dalam jangka pendek atau kurang dari enam bulan.

Alan Fing, ketua paguyuban penghuni kondominiuam Central Meadows in Lorong 34, Geylang menjamin tidak ada unit kamar di lingkungannya yang dijadikan tempat prostitusi. “Itu tidak terjadi di kondominium kami. Beberapa tahun lalu memang ada sejumlah PSK Malaysia yang menyewa di sini, tapi mereka sudah pindah,” katanya.

Tapi memang tidak semua warga di kawasan Geylang mengetahui ada PSK yang beroperasi di apartamen. Namun, kabar adanya PSK yang melayani pelanggan di apartemen-apartemen itu tentu membuat warga resah.

“Tentu saja saya merasa tidak aman,” kata Jenny Wuu, penghuni apartemen Smart Suites. “Ada banyak keluarga dengan anak-anak kecil di sini sehingga keamanan dan privasi bisa jadi persoalan ketika pekerja seks menggunakan unit apartemen,” katanya.

Sedangkan pihak Kementerian Urusan Dalam Negeri Singapura (MHA) mengatakan, ada peningkatan jumlah wanita yang ditangkap karena terkait  aktivitas prostitusi di Geylang. “Polisi akan terus melakukan langkah tegas untuk memberantas kelompok terorganisir dan para pemilik apartemen yang mengizinkan apartemen mereka digunakan untuk bisnis prostitusi,” ujar juru bicara MHA.(straittimes/ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik...Pasukan TNI Tetap Nikmati Makanan ala Indonesia di Lebanon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler