PSSI Evaluasi Konsep Marquee Player

Jumat, 24 Maret 2017 – 09:13 WIB
Michael Essien memperkenalkan diri di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Selasa (14/3). Foto: RIANA SETIAWAN/RADAR BANDUNG/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - PSSI mulai mengevaluasi konsep penggunaan marquee player di kompetisi Liga-1 musim baru nanti.

Ya, untuk menghindari adanya persaingan yang tidak sehat di antara klub dalam mendatangankan pemain dengan status bintang di musim baru nanti, otoritas tertinggi sepak bola tanah air itu berencana menerapkan salary cap untuk para pemain dengan status marquee player.

BACA JUGA: Kompetisi Liga-2 Dibagi Delapan Grup

Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono mengatakan, mereka tidak ingin keputusan penggunaan marquee player di kompetisi musim baru nanti dimanfaatkan secara serampangan oleh klub peserta.

"Kami tidak mau pemain berlabel marquee player hanya mahal, tapi juga harus memberikan dampak besar bagi kompetisi," kata Joko.

BACA JUGA: Ha ha, Jacksen F Tiago Ingin Merumput Lagi

Menurut Joko, konsep marquee player tersebut sengaja diambil oleh federasi semata-mata untuk meningkatkan kualitas pasar kompetisi sepak bola tanah air.

Nah, dengan datangnya sejumlah pemain bintang dunia seperti Michael Essien yang sudah berlabuh bersama Persib Bandung, diharapkan bisa melambungkan kualitas sepak bola nasional.

BACA JUGA: Liga-2 jadi gak sih? Kapan Digelar?

Dengan begitu, federasi pun memiliki kritertia tersendiri bagi pemain yang bisa disebut marquee player tersebut.

Indikator besar lanjut Joko, adalah sang pemain pernah tampil di Piala Dunia dalam tiga edisi terakhir, atau setidaknya pernah bermain di kompetisi elit Eropa dalam durasi delapan musim terakhir.

Lantas, kapan keputusan salary cap untuk marquee player itu akan ditentukan? Pria awal Ngawi Jawa Timur menyebut akan mengumumkannya secara resmi dalam manual liga musim baru nanti.

"Tunggu saja, kami akan memutuskannya saat manager meeting dengan klub Liga - 1 pada 29 Maret nanti," jelasnya.

Sejatinya, konsep marquee player ini belum bisa diterima sepenuhnya oleh klub peserta Liga-1.

Sriwijaya FC adalah salah satu yang menolak konsep tersebut karena hanya menguntungkan tim-tim besar.

"Tapi, untuk tim-tim kecil, mana ada yang bisa mengontrak pemain kelas dunia dengan kriteria yang sudah ditentukan oleh PSSI itu," kata Achmad Haris, sekretaris Sriwijaya FC.

Haris lantas menyarankan agar konsep marquee player tersebut ditiadakan dan regulasi kompetisi dikembalikan regulasi kompetisi musim sebelumnya.

Di mana, setiap klub tetap diberikan jatah menggungakan empat pemain asing.

"Artinya tidak harus pemain bintang, tapi mereka yang bisa berkontribusi buat klub," jelas Haris.

Sama dengan Haris, mantan kapten timnas Indonesia, Ferril Raymond Hattu menuturkan bahwa, kompetisi tanah air belum layak menerapkan konsep marquee player dengan harga yang sangat mahal seperti Essien yang dikontrak oleh Persib dengan kisaran Rp 11 Miiar selama satu musim itu.

"Karena klub-kub Indonesia masih memiliki fasilitas latihan dan bermain yang masih jauh dari kata profesional itu sendiri. Hemat saya, daripada mendatangan pemain marquee player dengan harga miliaran, sebaiknya klub difokuskan untuk memperbaiki fasilitas stadion dan sarana latihan mereka," jelasnya.

Sementara itu, mantan bomber timnas tanah air, Ilham Jaya Kesuma memiliki pemikiran berbeda.

Menurut dia, konsep marquee player tersebut memiki efek yang sangat besar untuk perkembangan sepak bola tanah air.

"Setidaknya, para pemain lokal bisa belajar dan menimba ilmu langsung dari pemain pemain kelas dunia itu," kata Ilham. (ben)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persiba Dapat Pelajaran Berharga dari Tim Kasta Kedua


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Marquee Player   PSSI   Liga 1  

Terpopuler