jpnn.com, JAKARTA - PT Jakarta Tollroad Development (JTD) bakal membangun jalan dengan konstruksi tol melayang (elevated) atau dibangun di atas jalan arteri yang sudah ada dan infrastruktur yang telah terbangun sebelumnya.
Ruas jalan tol yang dibangun oleh JTD juga dirancang untuk meminimalisasi pembebasan lahan dan memaksimalkan pemanfaatan ruang infrastruktur kota yang ada.
BACA JUGA: Tol Jakarta-Surabaya Fungsional, Pengendara Diminta Waspada
JTD sendiri sudah melakukan penandatanganan perjanjian kredit investasi sindikasi senilai Rp 13,7 triliun yang melibatkan 29 joint mandated lead arranger & bookrunner (JMLAB).
Perjanjian kredit yang ditandatangani diperuntukkan sebagai pembiayaan investasi tahap pertama (Ruas Semanan-Sunter dan Sunter-Pulo Gebang) yang merupakan bagian dari enam ruas Tol Dalam Kota Jakarta.
BACA JUGA: Pembangunan Tol Banda Aceh-Sigli Segera Dimulai
Ruas tol nantinya menyediakan berbagai fasilitas terintegrasi yang memudahkan penggunanya untuk mengakses fasilitas transportasi umum.
Direktur Utama JTD Frans Sunito mengatakan, pelaksanaan konstruksi tahap pertama yang diawali dari Seksi A (Kelapa Gading - Pulo Gebang) telah dimulai pada Januari 2017.
BACA JUGA: Target Operasional Tol Malang â Pandaan Molor
Dia menambahkan, proyek tersebut direncanakan selesai dan beroperasi pada semester kedua 2019.
“Untuk keseluruhan tahap pertama akan beroperasi pada 2021. Kami berharap penandatanganan perjanjian ini membuat pembangunan ruas tol yang kami kerjakan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan," kata Frans Sunito penandatangan perjanjian di Ballroom 3, Hotel Fairmont Jakarta, Selasa (27/11).
CFO JTD Reynaldi Hermansjah menjelaskan, sistem bus rapid transit (BRT) on the toll road merupakan yang pertama dirancang di Indonesia.
Itu adalah tol yang dilengkapi dengan shelter bus sepanjang koridornya. BRT ini terakomodasi dengan tiga koridor, yaitu blue line, red line, dan green line.
BRT juga melayani perjalanan jarak jauh dengan jarak antar shelter kira-kira 3-4 kilometer.
“Tol yang dibangun JTD juga telah menghitung tingkat pencahayaan serta kepatutan serta keramahan lingkungan,” kata Reynaldi.
Nantinya, tingkat ketinggian dibuat serendah-rendahnya 11,5 meter untuk mengakomodasi tingkat pencahayaan yang cukup.
“Sumur resapan juga dibangun secara unik untuk penyerapan air tanah yang optimal sehingga membuat konstruksi tol ini ramah terhadap kondisi tanah serta lingkungan,” imbuh Reynaldi. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Ini Pelaku yang Sering Curi Pagar Jalan Tol
Redaktur & Reporter : Ragil