PT KAI Tuding Pedagang Anarkis

Senin, 30 Desember 2013 – 09:36 WIB

jpnn.com - PURWOKERTO- Laporan pedagang asongan ke Polres Banyumas, terkait aksi Polsuska dan kolonel yang memukul pedagang, mendapat respon dari PT KAI DAOP V Purwokerto.

PT KAI menyatakan siap menempuh jalur hukum. Pasalnya, selama ini mereka menilai pedagang asongan kerap melakukan aksi anarkis. Termasuk pula dengan tindakan pedagang asongan di Stasiun Purwokerto, Jumat (27/12) malam lalu.

BACA JUGA: Padang-Painan Lumpuh

Akibat kejadian malam itu, beberapa anggota polisi khusus kereta api (Polsuska) mengalami luka-luka. Humas PT KAI DAOP V Purwokerto, Surono, kemarin, mengatakan,  kejadian jumat malam  itu bermula saat Polsuska melakukan tugasnya dengan menurunkan sejumlah pedagang asongan dari KA Progo.

Namun diluar dugaan, para pedagang asongan itu justru melakukan perlawanan.  "Sekitar 50 pedagang asongan memaksa naik KA Progo jurusan Solo- Pasar Senen dari stasiun Notog. Mereka  melakukan perlawanan ketika Polsuska menurunkan dan memaksa mereka keluar dari peron Stasiun Purwokerto," kata Surono.

BACA JUGA: Setahun Jaring 527 PSK

Dia mengatakan pihaknya tidak akan tinggal diam dengan kejadian tersebut. Pasalnya, tindakan anarkis yang dilakukan pedagang seperti menyiramkan air panas dan pemukulan, sudah terjadi dua kali selama satu minggu terakhir ini.

Sebelumnya, kejadian anarkis yang dilakukan pedagang juga terjadi di Stasiun Notog, Kamis (26/12) lalu. "Saat itu pedagang asongan yang tidak bisa masuk ke KA Kutojaya marah akibat semua pintu gerbong tertutup. Lalu meraka memecahkan kaca pintu kereta, bahkan ada yang melemparkan air panas ke petugas yang mengawal kereta api," tegasnya.

BACA JUGA: Amankan Aset, Pemkot Bandung Pasang CCTV

Sejauh ini, lanjut Surono, pihaknya sudah melaporkan kejadian anarkis tersebut ke Polsek Purwokerto Barat agar diproses sesuai hukum yang ada. Akibat kejadian tersebut, setidaknya ada tiga petugas Polsuska yang saat ini mengalami luka yang cukup serius.

"Total ada 40 anggota Polsuska yang tersiram air panas. Namun dua diantaranya mengalami luka cukup serius, yaitu Gus Gigih yang mengalami pecah bibir akibat pemukula, serta Andri Sugiyanto dan Sidik Afriadi yang mengalami luka bakar di bagian kepala dan bahu akibat tersiram air panas," jelasnya.

Ditambahkan Surono, aksi para pedagang asongan tersebut tidak hanya sampai disitu. Berdasar hasil patroli petugas KA di jalur Notog, mereka  menemukan sebatang kayu melintang di atas jalur rel, tepatnya di rel km 361+9/0 Kaliwangi, Desa Tambak Negara Kecamatan Patikraja.

"Kayu itu panjangnya sampai dua meter dengan diameter sekitar 15 cm. Hal itu diduga dipasang oleh para pedagang asongan yang tidak terima," tandasnya.

Selain kayu yang dipasang di atas jalur rel, lanjut Surono, petugas juga menemukan  batu dalam kantong kresek di tepi jalur rel. Dugaan petugas, batu- batu tersebut akan digunakan untuk melakukan pelemparan ke kereta api yang melintas. "Sejauh ini petugas sudah melakukan identifikasi, dan ada empat terduga pelaku yang masih terus diburu. Dugaan kami, kayu dan batu tersebut ada kaitannya dengan kejadian anarkisme di Stasiun Purwokerto," katanya.

PT KAI DAOP V Purwokerto akan terus melakukan koordinasi dengan pihak keamanan untuk meningkatkan patroli pengamanan jalur KA dan obyek vital KA lainnya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terhadap gangguan keamanan dan keselamatan kereta api.

Surono menegaskan, PT KAI  akan  konsisten menerapkan aturan larangan bagi pedagang asongan yang berjualan, baik di dalam kereta api maupun di stasiun. "Hal itu perlu dilakukan untuk lebih meningkatkan kenyamanan, ketertiban dan keamanan penumpang, baik selama berada di stasiun maupun di dalam kereta api," pungkas Surono. (bay/dis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iuran BPJS, Gaji Pegawai Dipotong


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler