jpnn.com - PERTANDINGAN terakhir biasanya selalu identik dengan penyeragaman waktu kick off. Pada beberapa liga elit Eropa juga sudah menerapkan langkah tersebut, seperti ketika English Premier League (EPL) 2013-2014 lalu. Ketika itu, semua pertandingan berlangsung dengan waktu yang sama, pukul 15.30 waktu setempat.
Langkah seperti itu biasanya dilakukan supaya tidak terjadi main mata antara klub-klub yang punya kepentingan pada laga pemungkas. Baik itu klub-klub yang punya peluang juara atau lolos ke babak berikutnya, pun demikian dengan klub-klub yang masih harus berjuang menghindari zona degradasi.
BACA JUGA: Demi Pulangkan Pogba, MU Sudah Siapkan Rp 1,1 Triliun
Potensi-potensi seperti itu yang kini muncul di laga pemungkas Indonesia Super League (ISL). Laga penentu tiket Babak Delapan Besar antara Persija Jakarta dan Pelita Bandung Raya (PBR) bisa jadi contohnya. Pertandingan krusial tersebut dilangsungkan tidak dalam waktu yang bersamaan.
Di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Persija harus menjamu tim tamunya Barito Putera malam hari pukul 19.00 WIB. Sementara itu, pada pertandingan yang lainnya, PBR menghadapi serbuan tim tuan rumah Persita Tangerang 3,5 jam sebelumnya di Stadion Singaperbangsa, Karawang.
BACA JUGA: Sriwijaya FC v Persib: Penentuan Runner Up di Laga Pamungkas
Kondisi serupa juga terjadi untuk perebutan satu tim yang terdegradasi dari Grup Timur. Untuk satu slot ini, Persepam Madura United (P-MU) akan beradu cepat dengan Perseru Serui. Dari sisi poin, Persepam memang masih leading tiga angka dari Perseru. Tapi, peluang Perseru unruk naik di posisi ke-9 atau zona aman tetap terbuka.
Kekalahan tidak mustahil terjadi walaupun Persepam bermain di kandang sendiri. Karena, lawan yang dihadapinya nanti tim sekaliber Persipura Jayapura. Jika Persepam kalah, dan Perseru bisa menang atas Persela Lamongan di Surajaya, maka poin keduanya sama. Hanya, head to head dari dua tim ini masih menguntungkan Perseru.
BACA JUGA: Kondisi Membaik, Schumi Bakal Pulang Akhir Tahun
Sama seperti laga Persija-Barito dan Persita-PBR, dua laga ini juga berlangsung beda jam kick off. Laga di Lamongan berlangsung sore hari dan di Bangkalan malam hari. Kepada Jawa Pos, Manajer Administrasi Kompetisi PT Liga Indonesia (PT LI) Darwis Satmoko mengakui bahwa pihaknya yang menentukan jam kick off untuk laga live.
Menurutnya, perbedaan tersebut tidak akan ada persoalan, seperti indikasi bakal ada main mata di belakangnya. "Selama ini memang untuk pertandingan live kami yang menentukan jam kick off-nya. Menurut saya, itu tidak masalah, dan saya yakin tim-tim di ISL ini sudah dewasa dan tidak akan melakukannya (main mata, Red)," ujarnya.
Darwis menganggap main mata untuk satu pertandingan terakhir tidak ada untungnya. Sebab, untuk peluang lolos atau tidak lolos ke Babak Delapan Besar, ataupun degradasi dan selamat dari degradasi tidak ditentukan hanya dari satu pertandingan. Apalagi syarat penentuan ISL tahun ini menggunakan head to head setelah poin sebagai penentunya, bukan hanya selisih gol.
Jadi, kalaupun nantinya ada tim dengan poin sama, mencetak banyak gol dalam laga terakhir pun belum tentu meloloskan mereka ke babak delapan besar ataupun lolos degradasi. "Maka, pada posisi ini, seluruh laga di musim ini penentunya, dan mereka lolos itu dari tangannya sendiri. Itu yang membuat kami optimis tidak aka nada "permainan" dalam laga terakhir," bebernya.
Selain itu, hingga kemarin (4/9), belum ada pengajuan perubahan jam kick off ataupun keberatan dari tim-tim yang bertanding, baik Persija ataupun PBR. Senada dengan Darwis, Sekretaris PT LI, Tigorshalom Boboy pun yakin pihaknya bisa menangkal indikasi permainan kotor di balik hasil laga terakhir nanti.
PT LI menurut Tigor pun sudah menyiapkan beberapa langkah untuk mengawasi jalannya laga hari terakhir nanti. "Komite Wasit dan Komisi Disiplin sudah kami ajak komunikasi. Kami dari PT LI pun akan mengirimkan tim pemantau. Kalau ada protes terkait hasil dari laga tersebut,bisa langsung disampaikan kepada kami," tegasnya. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kejutan, Arsenal Incar Bek Gaek Bebas Transfer
Redaktur : Tim Redaksi