jpnn.com, JAKARTA - Rencana PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMU) untuk menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO) tinggal selangkah lagi.
Perusahaan yang bergerak di bidang peternakan ayam terintegrasi ini bakal melepas sebanyak-banyaknya 5.923.076.900 saham baru dengan kisaran harga di Rp142-200 per saham.
BACA JUGA: Lewat Joglo Tumiyono, Widodo Makmur Unggas Targetkan 1 Juta Agropreneur
WMU akan melakukan penawaran umum saham perdana pada 7– 13 Januari 2021 dan berencana melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 29 Januari 2021.
Untuk menggelar aksi korporasi ini, perusahaan menunjuk CIMB Niaga Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, dan Samuel Sekuritas sebagai Joint Lead Underwriters (JLU).
BACA JUGA: Begini Kondisi Mobil Mendiang Chacha Sherly Usai Tabrakan Beruntun di Tol Semarang
Direktur Utama Widodo Makmur Unggas Ali Mas’adi mengatakan, jumlah saham yang dilepas ke publik setara dengan 35% dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
“Kami berharap langkah perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka akan memungkinkan bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari pertumbuhan perusahaan secara vertikal maupun horisontal,” kata Ali dalam acara Due Dilligence Meeting dan Public Expose Penawaran Umum Perdana Saham Widodo Makmur Unggas, Rabu (6/1).
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Jalin Kerja sama Vokasi dengan BPSDMI
Saat ini, komposisi kepemilikan saham WMU dimiliki oleh PT Widodo Makmur Perkasa (WMP) 90,00%, Warsini 5,00%, dan Wahyu Andi Susilo 5,00%.
Selama ini, penjualan WMU menyasar beberapa segmen pasar, yaitu segmen rumah tangga, processing industry, serta hotel restoran dan kafe.
Di mana, penjualan ke segmen rumah tangga dilakukan melalui general trade, modern trade, dan e-commerce.
Portofolio produk WMU pun beragam, namun sebagian besar omset perusahaan berasal dari lini bisnis penjualan karkas di unit downstream.
Hingga Oktober 2020, segmen karkas berkontribusi dalam kisaran 60%-70%.
Sementara sisanya berasal dari penjualan produk lainnya seperti ayam berusia satu hari atau day old chicken (DOC), telur, ayam hidup, dan pakan ternak.
Nantinya sebanyak 74,3% dana hasil bersih IPO akan digunakan untuk ekspansi dengan menambah serta memperluas sarana produksi.
Caranya dengan membangun beberapa fasilitas seperti fasilitas Breeding PS Farm Gunung Kidul, fasilitas Layer Commercial Farm di Klaten, fasilitas Hatchery di Sukabumi, fasilitas Broiler Commercial Farm di Wonogiri, fasilitas Slaughterhouse di Cianjur, dan fasilitas Feedmill di Ngawi.
Sementara itu, sebanyak 25,7% dari sisa dana IPO bakal digunakan untuk modal kerja perusahaan utamanya untuk pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersial untuk slaughterhouse.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy