MALANG - Ketua Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti) PP Muhammadiyah, DrChairil Anwar mengatakan, persepsi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebagai second choice saat ini sudah luntur
BACA JUGA: Ramai-Ramai Buka Sekolah Penerbangan
Disebutkan misalnya kualitas Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) sudah melampaui Perguruan Tinggi Negeri (PTN)BACA JUGA: Uang Seragam dan Buku, Wajib Dirembuk Dulu
”Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) misalnya, tidak diragukan sebagai PTM yang lebih unggul daripada PTN,” kata dia, seperti diberitakan Malang Pos (grup JPNN).
Menurut Chairil, mindset masyarakat lambat laun akan bergeser jika PTS bisa membuktikan bahwa swasta tak selalu jelek
BACA JUGA: 510 Mahasiswa Terima Beasiswa Kopertis
Universitas terbaik dunia, Harvard University dan Mashacuset Institute of Technology, adalah perguruan tinggi swasta“Sekarang ini kualitaslah yang dicari, bukan status negeri atau swasta,” kata Chairil yang juga dosen Universitas Gajahmada (UGM) Jogjakarta itu.Lebih lanjut ia menegaskan, apa yang harus ditekankan untuk membangun kualitas sebuah perguruan tinggi, Chairil berpendapat penguatan sumberdaya manusia (SDM) adalah prioritasPerguruan tinggi harus memiliki SDM yang kuat dalam melayani kepentingan mahasiswaDia mengingatkan, sejak awal sejarah Muhammadiyah didesain untuk membangun SDM melalui pendidikanKH Ahmad Dahlan, kata Chairil, sengaja membangun pendidikan di awal-awal dakwahnya untuk menyiapkan SDM itu
Rektor UMM, Dr Muhadjir Effendy, MAP menambahkan sebagai PTM UMM telah diakui secara internasional melalui QS Star World University RankingUMM memperoleh anugerah Bintang Dua di antara 18 universitas di Indonesia baik PTS maupun PTN yang memperoleh Bintang dari QS Star
Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ton Abdillah Haz, ST, ikut memberi sumbangsih dalam Pertemuan Nasional Pimpinan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) bidang kemahasiswaan yang berlangsung di UMMMenurut Ton yang juga alumni UMM, IMM memiliki peran ideologis yang sangat strategis di PTM
Dari 155 PTM yang dimiliki Muhammadiyah sangat potensial dijadikan medan dakwah ideologi Muhammadiyah oleh IMM“Namun kita harus akui bahwa Muhammadiyah dan PTM itu bersifat terbuka sehingga ideology manapun bisa saja masukDi sinilah peran ideologis IMM harus diperankan untuk membendung, misalnya, ideologi radikal dan fundamental,” kata Ton menyontohkan.
Secara ideal IMM di PTM, kata Ton, harus menjadi arus utamaHal ini bisa dibaca sebagai cara IMM melakukan pengkaderan di PTM adalah cara Muhammadiyah menggali dan membina kadernya agar tidak malah diambil oleh kelompok lain yang cenderung membawa kepentingan kelompoknya
“IMM merupakan kader-kader yang menjadi embrio Muhammadiyah di masa depanMengabaikan IMM sama saja dengan mengabaikan Muhammadiyah,” pungkas Ton yang asli Pekan Baru, Riau ini.(oci/eno)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sentralisasi Guru Jangan Asal-asalan
Redaktur : Tim Redaksi