PTM Terbatas Juli 2021, Indra Charismiadji: Sangat Berbahaya

Kamis, 08 April 2021 – 18:23 WIB
Pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji menyoroti rencana PTM Terbatas pada Juli 2021. Foto: tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan praktisi pendidikan Indra Charismiadji menilai, keputusan pemerintah untuk menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) Terbatas pada Juli mendatang sangat berisiko.

Apalagi, dasar pertimbangan pemerintah antara lain karena para pendidik dan tenaga kependidikan pada Juli sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19.

BACA JUGA: Pak Ganjar Gerah Lihat Guru Tak Pakai Masker saat Pembelajaran Tatap Muka

"Sangatlah berbahaya bila penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara terbatas di bulan Juli hanya menggantungkan pada vaksinasi para pendidik," kata Indra saat peluncuran Gerakan Guru Cerdas (Garudas) DKI Jakarta secara virtual, Kamis (8/4).

Salah satu penggagas Garudas ini mengakui, semuanya memang harus optimistis bahwa vaksin akan bekerja dengan baik.

BACA JUGA: Hari Pertama Uji Coba Belajar Tatap Muka, Siswa: Senang Ketemu Teman-Teman, Tetapi..

Namun, semua harus siap dengan kemungkinan terburuk. 

PTM terbatas, kata Indra, akan menimbulkan masalah baru karena pendidik dituntut untuk mengajar dengan dua model secara bersamaan yaitu daring dan luring.

BACA JUGA: Jelang Pendaftaran PPPK 2021: Guru Honorer Tersertifikasi Galau, TPG Belum Cair

Padahal untuk satu model daring saja para guru sangat kewalahan. 

"Untuk itu mereka harus diberikan pembekalan pedagogi digital dan dibimbing untuk melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru,” kata Indra. 

Selama PJJ berlangsung, lanjut Indra, mereka sudah berhasil mentransformasi banyak sekolah untuk mengimplementasikan pembelajaran dengan paradigma baru.

Sehingga learning loss (hilangnya minat belajar pada siswa) bisa diubah menjadi learning again

"Kalau Kemendikbud tidak bergerak, kami harus proaktif melakukan perubahan. Jika di DKI sukses, maka akan diimplementasikan di daerah-daerah lain,” imbuh Indra. 

Dia menegaskan Garudas merupakan gerakan bersama yang sama sekali tidak menggunakan APBN/APBD, dana sekolah/guru. Juga tidak ada pungutan sama sekali.

Gerakan ini menyiapkan guru-guru di DKI yang bertugas di sekolah negeri maupun swasta. Baik di sekolah umum (di bawah koordinasi Dinas Pendidikan) maupun madrasah (di bawah koordinasi Kanwil Kementerian Agama), untuk menjalankan proses pembelajaran tatap muka secara terbatas (hybrid learning) pada Juli 2021.  

Pada kesempatan sama, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana menjelaskan, Garudas akan langsung ditangani sendiri oleh Indra Charismiadji.

Para guru disiapkan untuk menghasilkan beraneka ragam portofolio siswa.

"Nantinya para guru akan mendapatkan sertifikat pelatihan selama 96 jam pertemuan dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.," tandas Nahdiana. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler