PTSP Tunggu Perubahan Tata Ruang

Selasa, 08 Februari 2011 – 03:13 WIB
JAKARTA - Direktur Utama PT Semen Padang (Dirut PTSP), Widodo Santoso mengatakan secara prinsip pemerintah melalui Kementerian Kehutanan telah berkenan merubah fungsi kawasan hutan lindung di sekitar Indarung menjadi hutan produksi terbatasKendala yang saat ini masih kita tunggu penyelesaiannya, kata Widodo adalah perubahan rencana tata ruang dan tata wilayah Sumatera Barat.

"Menteri Kehutanan telah memberikan persetujuan prinsip tentang alih fungsi sekitar 300 hektar kawasan hutan lindung di Indarung menjadi hutan produksi terbatas

BACA JUGA: Saham Astra Terus Tergerus

Yang kita tunggu saat ini hasil pembahasan Panitia Kerja (Panja) Komisi IV DPR tentang rencana tata ruang dan tata wilayah Sumbar," kata Widodo Santoso, saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, dipimpim ketuanya, Airlangga Hartarto, di gedung Nusantara I, senayan Jakarta, Senin (7/2).

Melalui forum ini, lanjut Widodo, kami sangat berharap agar Panja Komisi IV DPR yang membidangi kawasan hutan lindung bisa memprioritaskan penyelesaian pembahasannya karena keberadaan pabrik baru di Sumatera Barat sudah sangat mendesak.

"Secara relatif kapasitas terpasang saat ini terlalu dipaksakan untuk menutupi kebutuhan
Karena itu, kita sangat berharap pabrik baru segera bisa beroperasi pada tahun 2014 mendatang," ungkap Widodo

BACA JUGA: Pasar Butuh Trigger Anyar

Lebih lanjut, Dirut SP menjelaskan dari data yang ada, tahun 2010 di Sumatera, terjadi defisit semen sebesar 2,68 juta ton
"Hal itu terjadi bukan karena produksi PTSP menurun tapi disebabkabn karena kebutuhan yang memang meningkat," tegas Widodo.

Dalam kesempatan yang sama, Dirut PT Semen Gresik Grup (PTSGG), Dwi Soetjipto mengatakan tiga perusahaan semen BUMN (PT SGG, PT SP dan PT Semen Tonasa/PTST) telah dapat berkonsolidasi

BACA JUGA: Garuda Pakai Kode GIAA

"Selanjutnya kami akan melakukan transfrormasi dan menyusun rencana strategis (Renstra) agar pada tahun 2030 kami dapat menjadi pabrik semen terbesar di Asia Tenggara," tegasnya.

Renstra, lanjutnya, mengacu kepada pertumbuhan kapasitas, pengamanan energi, pengendalian resiko dan penguatan faktor penunjangRencana peningkatan kapasitas produksi, desain kapasitas dari pabrik kami terus-menerus meningkat menjadi sekitar 18 juta ton per tahun.

Berkaitan dengan good corporate governance (GCG), kata Dwi, perseroan mengembangkan GCG dengan prinsip pertumbuhan berkelanjutan dengan mengedepankan aspek sosial, lingkungan dan SDMKami juga membangun korporasi dengan mengedepankan pendekatan kepada masyarakat.

"Dalam melaksanakan usahanya, perseroan ditunjang oleh sistem pengadaan barang dan jasa yang cepat, efisien dan efektif sehingga tidak kehilangan momentum bisnis agar tidak mengalami kerugianAkibatnya pendapatan perseroan dari tahun 2005 hingga 2010 mengalami peningkatanAktiva perseroan juga terus tumbuh mencapai Rp10,1 triliun pada tahun 2010Per tahun mengalami pertumbuhan sebesar 14 persen," imbuhnya(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BTN Dipilih Sebagai Pelaksana Tabungan Perumnas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler