jpnn.com - Bukan mimpi sembarang mimpi.
Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bermimpi dijemput oleh Presiden Jokowi, dan kemudian bersama-sama menjemput Megawati Soekarnoputri, dan mereka bertiga bertemu Presiden Ke-8 RI dan bersama-sama naik kereta api dari Stasiun Gambir.
BACA JUGA: SBY Bermimpi Minum Kopi Bersama Megawati, Jokowi, dan Presiden ke-8, Ini Kata Kamhar
Ini adalah mimpi politik yang bisa menimbulkan banyak interpretasi.
Mimpi SBY itu diungkapkan dalam cuitan akun pribadinya di Twitter, Senin (19/6).
BACA JUGA: Puan-AHY Bertemu, Masing-Masing Bawa Pesan dari Megawati dan SBY
Sehari sebelumnya, putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY, bertemu dengan putri Megawati, Puan Maharani.
Pertemuan Puan dengan AHY berlangsung di area Gelora Bung Karno (GBK) sambil olahraga bersama.
BACA JUGA: Pesan Megawati kepada Puan Saat Bertemu AHY, Pak SBY Begini
Pertemuan ini memunculkan spekulasi politik yang luas, karena dua politisi muda itu mewakili dua partai—PDIP dan Partai Demokrat--yang selama ini kurang akur.
Puan dan AHY tidak punya beban sejarah perseteruan sebagaimana orang tua mereka.
SBY dan Megawati terlibat persaingan panas dingin Pemilihan Presiden 2004, dan sampai sekarang hubungan keduanya masih tetap beku.
Hubungan SBY dengan Presiden Jokowi juga tidak bisa disebut hangat, malah lebih terkesan dingin.
Menjelang Pemilihan Presiden 2024, SBY bahkan terang-terangan menempatkan diri sebagai oposisi, dengan membentuk koalisi perubahan bersama Partai Nasdem dan PKS mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.
Ketika mendengar isu rekayasa pilpres akan diikuti oleh dua pasangan ‘’all the president’s men’’ SBY tidak segan turun gunung.
Ketika muncul kontroversi soal Jokowi yang cawe-cawe dalam proses pemilihan calon presiden, SBY pun tidak segan melakukan kritik.
Karena itu, mimpi politik SBY bisa multitafsir.
Di satu sisi ada yang mengatakan SBY menginginkan Puan Maharani bergandengan dengan AHY sebagai pasangan calon presiden dan wakilnya.
Ada juga yang memberikan takwil bahwa Demokrat akan ditarik masuk dalam koalisi PDIP.
Akan tetapi, ada juga tafsir bahwa SBY memberi isyarat supaya ‘’leave us alone’’, jangan ganggu kami, ayo kita berdamai dan membiarkan pemilu presiden berjalan tanpa intervensi.
Akan tetapi, mimpi tetaplah mimpi.
Orang Jawa mengatakan mimpi adalah kembang tidur.
Artinya, mimpi adalah penghias tidur seperti kembang menghiasi pohon.
Kembang berarti sesuatu yang indah dan menyenangkan, meskipun mimpi tidak selalu indah seperti kembang, ada kala orang bermimpi buruk, dan ada kalanya mimpi seram.
Menurut Primbon Jawa, mimpi dibagi menjadi tiga macam, Titoyoni, Gondoyoni, dan Puspatajem.
Menurut kepercayaan kejawen, klenik Jawa, Titoyoni adalah mimpi yang terjadi sebelum tengah malam.
Mimpi semacam ini dianggap tidak punya makna atau tidak bisa diramesi, karena biasanya terjadi akibat reaksi memori otak kecil yang masih terbawa oleh kegiatan-kegiatan fisik sebelum tidur.
Seseorang yang kelelahan--karena di waktu siang atau sore melakukan kegiatan jalan-jalan dan melihat banyak sesuatu hal di jalan--maka hal itu akan terbawa ke dalam mimpi. Gondoyoni adalah mimpi yang terjadi lewat tengah malam sampai sebelum sepertiga malam yang terakhir kira-kira pukul 00.00 sampai 02.00.
Mimpi jenis ini mempunyai ramesan yang bermacam-macam, bisa mengarah kepada Titoyoni atau juga bisa diramesi sebagai isyarat atau petunjuk yang nyata.
Ramesan Gondoyoni tergantung situasi orang yang bermimpi, apakah dia kekenyangan habis makan, atau habis bersenang-senang di malam hari seperti dugem, atau dia tidur dalam kondisi bersih dan tirakat. Kondisi itu akan memengaruhi tafsir mimpinya.
Puspatajem adalah mimpi yang terjadi di akhir malam yaitu kira-kira pukul 02.00 sampai subuh.
Pengamal klenik mempercayai mimpi ini sebagai petunjuk.
Namun, tidak semua mimpi yang terjadi di akhir malam adalah petunjuk, karena hal itu juga dipengaruhi oleh keadaan orang yang bermimpi.
Orang-orang yang secara khusus menjalani ritual ‘’laku’’ atau menjalani laku tirakat tertentu biasanya menjadikan mimpi Puspatajem sebagai isyarat dan petunjuk.
Mereka ialah orang-orang yang bermimpi dalam keadaan laku prihatin, puasa, berkhalwat atau sedang melakukan riyadah, dan amalan batin lain.
Mimpi jenis ini, menurut pengamal mistis, diyakini kebenarannya sebagai petunjuk.
Mimpi seperti ini tidak akan mudah dilupakan, dan tetap bisa digambarkan detailnya meskipun itu sudah terjadi di waktu yang sangat lama.
Dalam tradisi psikologi, mimpi menjadi kajian ilmiah yang sudah sangat mapan.
Sigmund Freud (1856-1939) melakukan kajian ilmiah terhadap mimpi yang menghasilkan teori psikoanalisis yang sampai sekarang menjadi disiplin ilmu psikologi yang sangat penting.
Freud menulis buku ‘’The Interpretation of Dream’’ pada 1914 dan sampai sekarang dianggap sebagai kitab babon yang menjadi rujukan para ahli psikologi mimpi di seluruh dunia.
Menurut Freud, mimpi adalah jembatan antara dunia eksternal dengan dunia perasaan, kesan, dan keinginan yang terpendam dan terdepresi.
Mimpi adalah pemenuhan keinginan dari apa yang tidak mampu diwujudkan di dunia eksternal.
Pada saat manusia bermimpi, letak kesadarannya berada pada tingkat pra-sadar.
Dalam kondisi itu ‘’Id’’ dan ‘’Superego’’ lebih banyak berperan dibandingkan dengan ‘’Ego’’.
Karena itu, sangat sering terjadi keinginan yang terpendam akan muncul melalui mimpi.
Dalam konsep Freud, Id adalah bagian dari manusia yang berisi insting-insting primitif yang tidak mengenal norma dan aturan.
Superego adalah segala tuntutan dan aturan normatif yang berikaitan dengan harapan masyarakat agar seseorang berperilaku tertentu.
Sementara, Ego adalah jembatan kesadaran yang bertindak selaku hakim dari perilaku, yang diarahkan ke dunia luar dari perdebatan internal antara Id dan Superego.
Karena itu, mimpi tidak bisa muncul begitu saja.
Mimpi memerlukan bahan-bahan yang perlu dirakit untuk dimunculkan di dalam tidur.
Bahan-bahan itu adalah kesan-kesan dari pengalaman keseharian, pengalaman masa kecil, dan rangsangan somatis, dalam bentuk stimulus yang diberikan ketika tidur yang kemudian terekspresikan dalam mimpi.
Dalam teori mimpi Freud, jika seseorang mempunyai keinginan kuat dalam dunia eksternal dan tidak bisa mewujudkan keinginan itu, maka keinginan itu bisa muncul dalam mimpi.
Teori mimpi Freud ini sudah diakui sebagai teori yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Di dalam tradisi Islam, mimpi menempati posisi yang sangat penting.
Nabi-nabi dan utusan Allah menerima perintah dan wahyu melalui mimpi.
Nabi Ibrahim menerima perintah menyembelih putranya, Nabi Ismail, melalui mimpi.
Manakah di antara teori mimpi itu yang sesuai dengan mimpi SBY? Kita tunggu cuitan SBY berikutnya. (**)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror