Puan Akan Temui Airlangga Hartarto, Pakar: KIB Tetap Solid

Sabtu, 03 September 2022 – 05:34 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. Foto: Dok. Golkar

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDIP Puan Maharani akan bertemu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Di sisi lain, Golkar sudah menjalin mitra dengan PAN dan PPP dalam wadah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sedangkan Gerindra sudah bermitra dengan PKB.

BACA JUGA: Pengamat Berharap Pertemuan Puan dan Airlangga Hartarto Makin Produktif

Menanggapi hal itu, pakar komunikasi politik dan pemasaran politik dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Nyarwi Ahmad mengungkapkan kunjungan PDIP ke sejumlah partai dinilai tidak lantas mengubah peta koalisi saat ini.

Kecil kemungkinan PDIP akan bergabung di KIB dalam waktu dekat. Hal itu didasarkan pada sejumlah analisis.

BACA JUGA: Pengamat Yakin Pertemuan Puan-Airlangga Tak Akan Berbuah Koalisi

Pertama, jumlah perolehan suara KIB sudah mencukupi untuk mengajukan pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) dari KIB sendiri.

“Dan, saya lihat peluang untuk dalam waktu dekat mereka berkoalisi itu kecil sekali. Karena hitung-hitungannya 3 partai itu secara parlementary threshold (PT) sudah punya tiket sendiri tanpa harus berkoalisi dengan PDIP,” ujar Nyarwi Ahmad, Jumat (2/9/2022).

BACA JUGA: Seusai Menanam Cabai, Puan Berdialog dengan Warga di Humbang Hasundutan, Simak

Ketentuan presidential threshold atau ambang batas pencalonan presiden diatur dalam Pasal 122 UU 7/2017 tentang Pemilu.

Partai politik (parpol) atau gabungan parpol yang bisa mengajukan capres-cawapres adalah memiliki minimal 20% kursi di DPR atau 25% suara sah secara nasional pada pemilu.

Sedangkan KIB sudah mengantongi 148 kursi dengan perincian Golkar 85 kursi, PAN 44 kursi dan PPP 19 kursi. Dengan demikian, KIB memenuhi syarat presidential threshold.

Kedua, meski belum mengumumkan secara resmi calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) yang diusung pada Pilpres 2024, KIB akan mempertimbangkan untuk mengusung Puan Maharani dalam Pilpres 2024.

Hal itu dikarenakan elektabilitas dan popularitas Puan Maharani yang dinilai belum kuat di kalangan pemilih.

"Dua hal itu menjadikan alasan dalam waktu dekat tidak terjadi koalisi,” ujar Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) itu.

Pindah ke Golkar

Sementara itu, Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad membeberkan tren perpindahan pemilih dari Gerindra ke Golkar.

Dalam survei SMRC terkini tentang swing voters, tutur Saidiman, ada fakta kedekatan Golkar-Gerindra yang bisa jadi menguntungkan kedua pihak.

Ada 9,6 persen pemilih Gerindra yang pindah ke Golkar pada survei ini. Golkar potensial menarik sebagian suara Gerindra.

“Prabowo sendiri awalnya adalah orang Golkar dan pernah maju menjadi bakal calon presiden dari Golkar. Dia adalah mantan tokoh Golkar. Jadi, logis kalau kadang-kadang pemilihnya ke Gerindra dan kadang-kadang pindah ke Golkar. Mereka (Gerindra dan Golkar) berada di dalam ceruk pemilih yang sama,” kata Saiful dalam keterangan pers.

Peta koalisi parpol jelang Pemilu 2024 sangat menarik, dilihat dari komposisi parpol, pilihan capres dan cawapres juga dinamisnya kader maupun pemilih.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler