JAKARTA - Prosesi pelantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden periode 2009-2014 diwarnai terjadinya 'keseleo lidah' Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas (TK) yang bertindak sebagai pimpinan Rapat Paripurna
Sejak dimulai, rapat paripurna dengan agenda pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, TK berkali-kali melakukan kesalahan dalam mengucapkan kata-kata
BACA JUGA: Sikap Politik Hanura Persis PDIP
Contohnya, saat membacakan sambutan, TK salah dan melewatkan beberapa namaBACA JUGA: PDIP Rumuskan Kriteria Pengganti Megawati
Kedua adalah wakil presiden, Jusuf Kalla.Dari tempat duduknya, Kalla tampak tersenyum lebar sambil manggut-manggut saat namanya disebutkan
BACA JUGA: Musda Golkar Tunggu Juklak DPP
Setelah itu, TK mengabsen Boediono yang langsung menghormat dengan cara menangkupkan dua tangannya.“Yang terhormat mantan Wakil Presiden keenam, Try Sutrisno,” kata TK, lalu menyebut nama sejumlah nama tamu negara sahabat yang datangNamun, TK justru lupa menyebut nama mantan Presiden BJ Habibie yang datang ke acara pelantikan bersama istrinyaPadahal, dia merupakan satu-satunya mantan presiden yang hadirUntungnya, Habibie yang sempat mengangkat tangannya karena belum dipanggil, tak mempermasahkan kealpaan itu“It's ok,” ujarnya sambil tersenyum lebar.
Keseleo lidah TK berikutnya terjadi ketika mempersilakan SBY menyampaikan pidato sambutannya usai dilantik menjadi presiden“Dipersilahkan kepada Haji Susilo Doktor Bambang Yudhoyono,” kata TKTak cukup sekali, Ketua Deperpu DPP PDIP ini bahkan kembali mengulangi kesalahannya ketika mengucapkan nama SBY menjelang penutupan rapat paripurnaKali ini TK menyebut “Haji Doktor Susilo Yudhoyono”SBY sendiri yang namanya salah disebut tampak hanya tersenyum dan manggut-manggut.
Kejadian menarik lainnya terjadi ketika SBY bertemu Kalla usai pelantikanBegitu sidang ditutup, SBY langsung berjalan meninggalkan gedung diikuti Wapres Boediono dan KallaSaat itu, Kalla yang berjalan di belakang SBY langsung menyalip barisan dan memberikan salam kepada SBYKeduanya pun saling melemparkan senyum dan cium pipi kiri dan dan kanan.
TK sendiri yang dimintai komentar seputar keseleo lidahnya tersebut hanya mengatakan bahwa dia hanya mengingat SBYOleh karena itu, dia mengaku susah menyebut nama asli SBY“Saya biasa sebut SBY saja, kalau disuruh nyebut Susilo, DR Susilo Bambang apa yah Yudhoyono saya tidak terbiasa,” kilahnyaDia menandaskan, keseleo lidah itu merupakan hal yang manusiawiSelain itu, keseleo tersebut disebabkan nomor halaman dari teks yang harus dibaca terlalu kecil sehingga sulit pada saat membaca menjadi lompat-lompat.
Adapun Ketua DPP PDIP Puan Maharani menilai, keseleo lidah yang menimpa TK hanya merupakan kesalahan teknis sajaSelain itu, kesalahan tersebut terjadi karena TK baru kali pertama memimpin pelantikan presidenDia justru menyalahkan staf pembantu TK yang dinilai kurang teliti dalam bekerja“Pelaksanaannya kurang teliti dari teman-teman (staf) yang bertugas membantu Bapak,” kata Puan membela bapaknya.
Sementara mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid berkomentar soal banyaknya kesalahan pengucapan dan tidak lancarnya TK saat memimpin sidang paripurna pelantikan presiden dan wakil presiden“Saya tidak mau mengomentari pidato ketua MPRSesama Ketua MPR dilarang saling mengomentari.”
Dia hanya menuturkan bahwa saat dirinya menjadi Ketua MPR, seluruh naskah pidatonya adalah buatannya sendiri“Kalau saya dulu, saya yang buat dan siapkan, bukan setjenTentu sebelumnya dipelajari,” tambah HidayatSekjen MPR Rahimullah mengungkapkan, sebelum memimpin sidang pelantikan presiden, Ketua MPR Taufiq Kiemas telah melakukan persiapan primaSemua prosedur diikutinya, seperti terlibat menyusun pidato, ikut gladi kotor, dan gladi resik.
Bahkan, kata Rahimullah, TK juga sudah dibriefing di dalam ruangannya sendiri sebelum acara pelantikanPada saat itu TK tidak mengalami kesulitan apa pun“Nggak masalah kelihatannyaKalau orang sudah berumur, mata mungkin nggak begitu jelas,” tandasnya(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Sodorkan Kader, PDI-P Pilih Pasrah
Redaktur : Soetomo