jpnn.com, PELALAWAN - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani bangga Indonesia telah memiliki sekolah tinggi yang membidangi kelapa sawit.
Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) digadang-gadang akan menjadi sekolah yang mampu membenahi kebutuhan kelapa sawit nasional.
BACA JUGA: PDIP Siapkan Kadernya Buat Pendamping Pak Jokowi, Namanya?
”Pembangunan ini untuk nasional, tidak hanya Riau saja,” tutur Puan Maharani seusai meresmikan ST2P, Rabu (14/3).
ST2P ini merupakan satu diantara 16 sains techno park yang sudah dibangun pemerintah di seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Mbak Puan Ungkap Kriteria Bakal Cawapres Pendamping Jokowi
Pelalawan, Riau, merupakan salah satu kabupaten yang menghasilkan sawit terbesar se-Indonesia. Puan berharap jika sekolah tersebut bisa menjadi contoh.
Tidak hanya menyiapkan sekolahnya saja, pemerintah juga telah menggandeng industri. Sehingga apa yang dihasilkan oleh sains techno park sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan industri.
BACA JUGA: Pilpres 2019, Akbar Tandjung-Solusi UI Tolak Calon Tunggal
”Sekolah ini tidak bisa berdiri sendiri. Artinya tidak hanya Kemenristekdikti saja, namun juga Kemenaker dan Kementerian Industri harus terlibar. Pemerintah daerah, pusat, dan industri harus saling sinergi,” jelasnya.
Sinergi tersebut menurutnya memungkinkan untuk menumbuhkan perusahaan pemula berbasis teknologi.
“Membangun ST2P dengan bergotong-royong, akan lebih mempercepat pemberdayaan ekonomi berbasis teknologi dan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Adanya ST2P akan terus mendapatkan pendampingan. Jika perlu akan ditambahkan tenaga pendidik yang fokus dalam pengolahan sawit dan produk turunannya.
Tidak dipungkiri juga akan dibangunkan sekolah menengah kejuruan yang juga fokus terhadap olahan sawit seperti di daerah Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. ”Kalau dirasa dibutuhkan akan dibangun. Kita sedang melakukan pemetaan,” ungkapnya.
Memastikan industri mau bergabung juga merupakan pekerjaan rumah. Namun Puan merasa optimis. Sebab hal tersebut sudah bisa dilakukan di daerah lain.
”DKI Jakarta, Banten, Jabar, dan Jatim sudah terjadi. Pemerintah dan industri harus dapat win win solution,” ungkapnya.
Sementara itu Bupati Pelalawan HM Harris mengaku optimis dengan adanya sekolah dikawasan techno park tersebut.
Setidaknya dapat menunjang masyarakat. ”Selama ini kita hanya jadi bangsa konsumtif. Kenapa tidak menciptakan sendiri,” ujarnya.
Mahasiswa ST2P yang tahun kedua ini baru berjumlah 103 mahasiswa ini diharapkan bisa mampu membantu masyarakat yang notabene petani sawit, untuk meningkatkan kemampuan menggarap lahan hingga produksi.
Bahkan juga mengembangkan produk turunan sawit yakni Omega3. ”Selama ini Omega3 dihasilkan orang-orang Jepang dari ambil ikan. Besok-besok kita sudah bisa mengembangkan sendiri,” ucap Harris.
Sawit memang menajdi salah satu komoditas penting di Kabupaten Pelalawan. Namun saat ini semua CPO dikirim keluar Kabupaten Pelalawan. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mendampingi Kabupaten Pelalawan dalam membangun techno park tersebut. (lyn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Mbak Puan soal Pelarangan Bercadar di UIN Jogja
Redaktur & Reporter : Soetomo