jpnn.com, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani menyebut ada yang unik dari pelaksanaan Sidang Ke-144 The Inter-Parliamentary Union (IPU) di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/3).
Cucu Proklamator Kemerdekaan RI Soekarno atau Bung Karno itu mengungkap bahwa pelaksanaan Sidang Ke-144 IPU ini merupakan pertemuan unik, karena digelar saat dunia berada dalam ketidakpastian.
BACA JUGA: Puan Ajak Anggota IPU Teguhkan Komitmen Menegakkan Kesetaraan Gender
"Ketidakpastian karena virus bermutasi dan ketidakpastian karena situasi geopolitik yang bergejolak, ketidakpastian karena komitmen global belum cukup menahan pemanasan bumi," kata Puan Maharani dalam sambutannya di pembukaan Sidang Ke-144 IPU di Nusa Dua, Bali, Minggu (20/3).
Politikus PDI Perjuangan itu menjelaskan bahwa ketidakpastian global menambah berat permasalahan semua negara. Terlebih lagi, negara di dunia juga menghadapi tantangan lokal.
BACA JUGA: DPR RI Bakal Kirimkan Proposal Perdamaian Rusia-Ukraina dalam Sidang IPU
"Masalah lokal bisa berkembang menjadi masalah regional dan global. Masalah kesehatan dapat berkembang menjadi masalah sosial, ekonomi, dan politik atau sebaliknya," beber mantan menteri koordinator pembangunan manusia dan kebudayaan itu.
Puan Maharani mengatakan situasi yang kompleks menuntut parlemen untuk berkontribusi menjadi bagian dari solusi, misalnya menjembatani perbedaan antarnegara dengan memfasilitasi dialog dan kemitraan antarparlemen.
BACA JUGA: Kepemimpinan Puan Maharani di IPU Jadi Simbol Pemimpin Perempuan di Dunia
"Parlemen juga perlu membangun kesadaran masyarakat di dalam negeri bahwa selain kita harus membangun cinta tanah air pada saat yang bersamaan kita perlu menumbuhkan solidaritas global," kata Puan dalam kesempatan itu.
Ketua Fraksi PDIP di DPR periode 2012-2014 itu mengatakan bahwa nasib dunia ditentukan oleh semua pihak, termasuk para anggota delegasi yang terlibat dalam Sidang Ke-144 IPU. "Keputusan yang penting dalam permasalahan dunia dan masa depan dunia ditentukan di sini dan sekarang ini juga," pungkas Puan Maharani. (ast/jpnn)
Redaktur : Boy
Reporter : Aristo Setiawan