jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menilai Bung Karno merupakan pembawa virus nasionalisme, gotong royong, Bhinneka Tunggal Ika, semangat tolerans, dan kemandirian. Bung Karno terus membawa virus itu ke mana pun ia berada.
Puan yang juga Ketua DPR RI mencontohkan bagaimana kakeknya itu menulari pemimpin Uni Soviet dengan semangat toleransi beragama ketika menyinggahi masjid di St Petersburg.
BACA JUGA: Megawati Ingatkan Kader PDIP di Sumbar Tak Sendiri, Kekuatan akan Dikerahkan untuk 2024
“Mari kita teruskan perjuangan Bung Karno yang pernah mengatakan, kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa,” kata Puan saat menjadi pembicara utama diskusi publik bertema Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (3/7).
Puan juga menceritakan bagaimana Presiden pertama Indonesia itu meraih gelar doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Berlin pada 23 Juni 1956.
BACA JUGA: PDIP: Tjahjo Kumolo Sosok Legendaris yang Setia Mendampingi Bu Mega
Diketahui, Bung Karno meraih gelar doktor HC dari Universitas Berlin di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik.
"Presiden Universitas Berlin mengatakan bahwa menurut mereka Presiden Soekarno telah membuat jembatan yang hebat sekali, yaitu a bridge between nation, jembatan yang menghubungkan bangsa-bangsa, jembatan yang membuat bangsa-bangsa dapat bergaul satu sama lain dengan cara yang akrab,” cerita Puan.
BACA JUGA: Wayan Sudirta PDIP Dukung Pengaturan Ganja untuk Kepentingan Pengobatan
Menurut mantan Menko PMK itu, dengan aktifnya Bung Karno membangun jembatan antarbangsa, disitulah letak sosoknya menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa dengan semangat membangun tatanan dunia baru.
“Sebenarnya, kita dapat mengajak semangat Bung Karno untuk membangun tatanan dunia baru. Dan keinginan Bung Karno sejak muda untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia,” ungkap Puan.
Dia juga menuturkan dalam pledoi Bung Karno, yakni Indonesia Menggugat pada 1930 menentang kolonialisme dan imperialisme serta pidato pada 1 Juni 1945, sudah jelas bagaimana Putra Sang Fajar menginginkan kemerdekaan Indonesia dengan dasar falsafah Pancasila.
"Terlihat sebuah kesinambungan pemikiran Bung Karno tentang tatanan dunia yang baru yang beliau bayangkan dan perjuangkan. Dari pemikiran dan perjuangan Bung Karno, dapat kita lihat bahwa tantangan dunia baru dimulai dengan pembangunan karakter bangsa, yang berdaulat dengan semangat gotong royong yang di dalamnya ada spirit Bhinneka Tunggal Ika, toleransi, dan cinta tanah air,” tutur Puan.
Setelah Indonesia merdeka, Bung Karno turut serta membantu negara lain untuk memperoleh kemandirian yang kemudian bisa menghelat Konferensi Asia Afrika dengan melahirkan Dasasila Bandung.
Di sidang PBB pada 1960, Bung Karno menyampaikan dengan jelas bagaimana visinya tentang dunia yang terbebaskan dari imperialisme dan kolonialisme, terbebaskan dari penjajahan, dan penindasan.
“Konsistensi dan keteduhan pemikiran Bung Karno pula yang kemudian melahirkan games of the new emerging forces sebagai wujud nyata konstensi perjuangan tatanan dunia yang baru dalam berbagai aspek kehidupan,” jelas Puan.
Turut hadir dalam acara itu, Arsitek dan Peneliti Karya Arsitektur Bung Karno Yuke Ardhiari. Selain itu turut hadir Ketua DPP PDIP Djarot Aaidul Hidayat dan Hamka Haq, Sekretaris BKN Pusat PDIP Rano Karno, Ketua Panitia Acara Agustina Wilujeng, dan sejumlah kader PDIP lainnya.
Acara ini dimeriahkan juga penyanyi sekaligus kader PDIP Harvey Malaiholo dan Lita Zein. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Mega Berduka atas Kepergian Tjahjo, Kantor PDIP akan Kibarkan Bendera Setengah Tiang
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga