jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah masyarakat mengkritisi kebijakan pelarangan beroperasinya truk sumbu tiga selama periode mudik 2023 karena bisa memicu kelangkaan air minum kemasan galon.
Susanto, karyawan swasta di Jakarta yang rencananya akan mudik ke kampung halamannya di Solo mengungkapkan permintaan air dalam kemasan galon biasanya meningkat selama lebaran.
BACA JUGA: Sungguh Aneh, Pemerintah Larang Truk Sumbu Tiga Pengangkut Air Beroperasi di Musim Mudik
"Itu pengalaman saya waktu mudik tahun kemarin, apalagi katanya ada peningkatan jumlah yang mudik tahun ini, mungkin peningkatannya bisa mencapai 100 persen lebih," kata dia kepada awak media, Senin (10/4).
Dia menyarankan pemerintah mengkaji ulang kebijakan pelarangan truk tiga sumbu beroperasi agar distribusi air kemasan galon tidak langka.
BACA JUGA: Detik-Detik Truk Pembawa Alat Berat Mengalami Rem Blong, Braaak!
“Saya khawatir, jika dilarang masyarakat akan kekurangan kebutuhan air minum saat lebaran nanti, karena adanya kelangkaan barang di warung-warung,” ungkapnya.
Hal senada disampaikan Novy, pedagang kelontong di Depok yang juga rencananya akan mudik ke Kudus, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Pembatasan Truk Sumbu Tiga Saat Lebaran Bakal Berimbas pada Devisa ImporÂ
Dia menyebut keluarganya selama momen lebaran bisa menghabiskan air minum hingga empat galon per hari.
Sebab, kata dia, anggota keluarga biasanya berkumpul di rumah orang tua selama ramadhan dan penggunaan air galon meningkat.
Novy merasa khawatir pelarangan beroperasinya truk tiga sumbu membuat kelangkaan air minum kemasan galon.
"Jadi, betapa bingungnya nanti orang tua saya untuk mencari air minum jika distribusi air galon itu dibatasi," katanya.
Warganet dengan akun @mazzini_gsp mengutarakan bahwa dari tahun 2017 hingga 2022 truk tiga sumbu untuk air minum selalu diizinkan beroperasi selama mudik lebaran.
Terlebih lagi, kata dia, minuman kemasan dianggap masyarakat praktis sehingga penggunaan produk itu selama hari raya meningkat.
“Terus kenapa sekarang Kemenhub malah membuat larangan angkutan untuk truk tiga sumbu bagi air galon yang dulunya sudah dianggap sebagai kebutuhan pokok masyarakat,” katanya mempertanyakan kebijakan tersebut.
Sebelumnya, Wakil Ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) Muhammad Mufti Mubarok mengaku tidak setuju adanya wacana kebijakan pelarangan angkutan logistik pada saat momen lebaran hanya karena alasan kemacetan.
Dia beralasan pelarangan tersebut hanya membuat masyarakat menderita karena berpotensi terjadinya kelangkaan barang selama lebaran.
"Enggak usah dilarang-larang seperti itulah menurut saya," ujar Mufti kepada awak media, Minggu (26/3).
Dia mengatakan masyarakat bakal kesulitan mencari air minum kemasan galon ketika pelarangan beroperasinya truk tiga sumbu dilaksanakan semasa lebaran.
“Jadi, pemerintah tidak boleh melarangnya pada momen lebaran nanti. Kan, dari pengalaman lebaran tahun-tahun sebelumnya, pemerintah juga tidak melarang beroperasinya angkutan logistik ini," ujar Mufti.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengaduan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sularsi berharap tidak terjadi kelangkaan pasokan barang semasa momen lebaran nanti.
"Industri-industri terkait kebutuhan masyarakat saat momen lebaran harus bisa menyediakan stok yang banyak agar tidak terjadi kelangkaan barang-barang tersebut di masyarakat,” katanya. (ast/jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan