jpnn.com, GRESIK - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memuji fasilitas smelter atau peleburan dan pengolahan hasil tambang milik PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur.
Menurut Airlangga, pembangunan smelter yang diawali groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2021 itu bisa selesai tepat waktu dan akan mendatangkan pemasukan besar bagi negara.
BACA JUGA: Freeport Bangun Smelter, Menteri Bahlil Janjikan Percepatan Perpanjangan Kontrak
“Ini extraordinary, luar biasa. Dalam waktu 30 bulan sejak groundbreaking oleh Pak Presiden, (penyelesaian pembangunan) bisa on time,” kata Airlangga saat menyampaikan kata sambutan pada peresmian operasi smelter Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6).
Menteri yang juga ketua umum Partai Golkar itu menjelaskan Freeport sudah beroperasi di Indonesia sejak 1967. Namun, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) itu tidak kunjung membuat smelter.
BACA JUGA: Gandeng Forum Sahabat Emas Peduli Sampah Indonesia, Pegadaian Sebarkan Eco Enzyme di Danau Batur
Airlangga menuturkan kebijakan tentang hilirisasi mineral dan batu bara (minerba) baru diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba).
Adapun kewajiban hilirisasi yang diatur dalam UU itu baru diberlakukan mulai 2014.
BACA JUGA: Freeport Indonesia Catatkan Sejarah Lagi, Smelter di Gresik Mulai Beroperasi
“Begitu Pak Joko Widodo masuk (menjadi presiden, red), itu (hilirisasi) sudah mulai diberlakukan sehingga 2016 mulai dibangun smelter di Morowali,” kata Airlangga.
Mantan menteri perindustrian itu mengatakan wajar bagi Freport juga membuat semelter.
Menurut Airlangga, smelter pertama di Indonesia yang dibangun di Morowali, Sulawesi Tengah, mampu mendongkrak nilai ekspor minerba dari US 4 miliar menjadi USD 30 miliar.
Airlangga menambahkan Freeport merupakan investor pertama sejak Indonesia memiliki UU Penanaman Modal Asing (PMA) yang diberlakukan mulai 1967.
Menurut Airlangga, ayahnya yang juga menteri perindustrian 1983-1987 dan 1987-1993, Hartarto, turut mendorong Freeport membuat smelter. Oleh karena itu, Freeport mendirikan Freeport Smelting pada 1987.
Namun, pembangunan smelter tak kunjung terealisasi. “Mundur-mundur terus,” kata Airlangga.
Hingga akhirnya pemerintahan Presiden Jokowi menekan Freeport segera membangun smelter.
Pemerintah menjadikan pembangunan smelter sebagai syarat pemberian Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
“Kalau enggak ditekan, didorong-dorong, enggak bangun-bangun juga,” tutur Airlangga.
Freeport pun akhirnya membangun smelter di Gresik. Airlangga menyebut fasilitas milik Freeport Indonesia di Gresik tersebut merupakan smelter paling hebat.
“Tiga atau empat tahun lagi ke depan tidak ada yang membangun smelter seperti ini di lahan 100 hektare,” ucapnya.
Airlangga juga mengatakan tembaga merupakan mineral penting bagi energi terbarukan ke depan. Menurut dia, setiap baterai maupun kabel membutuhkan tembaga.
“Jadi, ini sangat timely (tepat waktu, red), apalagi produksi dua semelter ini bisa mencapai satu juta copper. Ini jumlah yang besar,” katanya.
Lebih lanjut Airlangga menyinggung soal emas dan perak yang akan dihasilkan dari smelter Freeport Indonesia.
Dengan lonjakan produksi logam mulia yang dihasilkan Freeport Indonesia, pemerintah akan memperoleh royalti lebih besar.
“Meski investasinya untuk smelter memperoleh tax holiday (insentif pajak, red), produksi emasnya nanti yang 50 ton bayar royalti, peraknya juga,” ucap Airlangga.(jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lewat Jaringan Komunitas, Bank Saqu Solopreneur Academy Dorong Kesuksesan Bisnis
Redaktur : Yessy Artada
Reporter : JPNN.com