jpnn.com, PROBOLINGGO - Seorang pemuda Fathur (21) warga Desa Tegalsono Kabupaten Probolinggo tewas mengenaskan setelah diduga saling senggol saat menonton orkes dangdut di tempat hajatan.
Jajaran Polres Probolinggo kemudian menangkap lima remaja, semuanya dari Kecamatan Ranuyoso, Lumajang.
BACA JUGA: Tito Karnavian Pastikan Tak Ada Dangdutan dan Saweran di Kampanye Pilkada Serentak
“Motif pembunuhan, sementara, diduga karena dendam. Sebelumnya sekitar enam bulan lalu para remaja dari Ranuyoso, Lumajang berselisih dengan remaja asal Tegalsiwalan, Probolinggo,” kata Kasat Reskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso.
Polisi sudah menangkap lima remaja dari sejumlah desa di Kecamatan Ranuyoso, Lumajang. Yakni, MH (20) dan AM (17) keduanya warga Desa Wates Kulon.
BACA JUGA: Heboh Bayi Sapi Kembar Siam, Satu Badan, Dua Kepala
AR (18), RK (20), dan NS (18) ketiganya asal Desa Penawungan. “Satu remaja lagi masih kabur, dalam pengejaran,” katanya.
Meski berbeda kabupaten, jarak Kecamatan Tegalsiwalan dengan Kecamatan Ranuyoso berdekatan karena sama-sama di tapal batas dua kabupaten.
BACA JUGA: Likito Ditemukan Tewas dengan Luka Menganga di Leher, Diduga Korban Perampokan
Pada malam kejadian (pembunuhan) itu para remaja dari Ranuyoso beramai-ramai menyaksikan orkes dangdut di sebuah rumah yang punya hajatan di Dusun Sumbermuning, Desa Tegalsiwalan, Kecamatan Tegalsiwalan.
Diduga saling senggol saat menonton orkes, kata AKP Rizki, sempat terjadi tawuran. Namun, tawuran bisa diredam, dan orkes dangdut kembali tampil.
Namun sesaat setelah orkes bubar, Kamis, 13 Agustus 2020, tengah malam sekitar pukul 23.30, Fathur yang hendak pulang berboncengan dengan temannya diadang sejumlah remaja.
“Korban tiba-tiba leher korban disabet celurit,” kata Kasat Reskrim.
Fathur tewas seketika di lokasi karena mengalami pendarahan hebat pada lehernya. Dia langsung dievakuasi ke kamar mayar RSUD dr Mohamad Saleh, Kota Probolinggo.
Tohir, paman korban mengatakan, keponakannya diduga dibacok dari belakang. “Melihat lukanya, saya menduga almarhum dibacok dari belakang,” katanya.
Sementara Imam, kerabat korban mengatakan, selama ini Fathur tidak punya musuh. “Dia dikenal baik dan tekun beribadah. Namanya anak muda, ada orkesan ya menonton,” ujarnya.
Imam justru menduga, Fathur merupakan korban salah sasaran. “Mungkin saja, almarhum disangka orang yang terlibat senggolan saat joget dangdut sehingga mengakibatkan tawuran. Usai tawuran dia dibacok,” katanya. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia