Pulang Sekolah Lebih Awal, Tiga Pelajar Temui Ajal

Jumat, 07 Oktober 2016 – 10:44 WIB
Ilustrasi: Radar Solo

jpnn.com - GUNUNGKIDUL – Ajal menjemput tiga pelajar SMPN 3 Tepus, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ketiga pelajar bernama Aji Saputro (14) Murgiyono (13) dan Hengku Kurniawan (13) itu ditemukan tak bernyawa lagi di Telaga Bamban, Desa Sumberwungu, Tepus, Kamis (6/10). Mereka tenggelam saat asyik berenang di telaga yang berjarak sekitar 300 meter dari sekolah.

BACA JUGA: Merasa jadi Korban Dimas Kanjeng? Datang Aja ke Posko Ini

Salah seorang warga, Sujiono mengatakan,  awalnya hanya seorang yang tenggelam. Lantas, dua anak lainnya berusaha menolong.

Alih-alih bisa menyelamatkan korban, dua bocah yang berniat menolong itu malah ikut tenggelam. ”Setelah dilakukan pencarian, ketiganya ditemukan dalam kondisi mengenaskan,” ungkapnya.

BACA JUGA: TNI AU Bangun Shelter Pesawat Tempur di Lanud El Tari

Peristiwa nahas itu berawal ketika para siswa dipulangkan lebih awal karena para guru  ada kegiatan lain. Sebelum pulang, para guru sudah berpesan agar siswa menunaikan salat zuhur terlebih dahulu atau langsung pulang ke rumah masing-masing.

”Ternyata, tanpa sepengetahuan pihak sekolah, puluhan siswa malah bermain ke telaga,”  ungkap Kapolsek Tepus AKP Yulianto.

BACA JUGA: Terus Angkat Potensi Desa Migas Wonocolo

Sampai di telaga, tanpa pikir panjang beberapa anak langsung menceburkan diri ke dalam  telaga. Padahal, saat itu debit air telaga meningkat karena sebelumnya ada hujan deras.

Tak lama berenang, tiga anak tampak tenggelam. Mereka sempat melambaikan tangan untuk minta tolong kepada teman-teman yang lain.

Ironisnya, lambaian tangan itu dianggap sebagai guyonan oleh sejawat mereka. Gelak tawa anak-anak lain pun berubah menjadi kepanikan. Itu setelah mereka menyadari tiga teman yang tenggelam tak segera muncul ke permukaan.

”Seketika itu sebagian anak berlari minta pertolongan ke warga. Sisanya berusaha mencari tiga anak itu dengan berteriak memanggil-manggil nama me-reka. Namun tetap tak ada jawaban,” jelasnya.

Tak lama berselang, warga dan guru datang ke lokasi. Beberapa warga segera menyelam untuk mencari korban. Tubuh ketiga korban ditemukan setelah sekitar 30 menit pencarian. Korban ditemukan dalam kondisi tak ber nyawa di dasar telaga.

”Korban langsung dilarikan ke Puskesmas Tepus dan  Rumah Sakit Pelita Husada. Setelah dilakukan pemeriksaan, jasad mereka diserahkan ke pihak keluarga,” kata Yulianto.

Guna mencegah kejadian serupa terulang kembali, Yulianto meminta pemerintah memasang tanda atau rambu peringatan larangan berenang di telaga. Rambu dipasang di tempat strategis yang mudah terbaca oleh siapa pun yang ber-main di telaga sedalam sekitar empat meter itu.

Kades Sumberwungu, Tukinah mengatakan, telaga itu memang sengaja dibangun untuk kepentingan masyarakat. Khususnya, sebagai penampung cadangan air saat musim kemarau.

”Belum lama ini dikeruk. Tapi, karena intensitas hujan tinggi debit air telaga meluap,” katanya.

Untuk menghindari terulangnya peristiwa nahas yang me-nimpa tiga siswa tersebut, pe-merintah desa setempat memasang papan petunjuk tanda bahaya. Tukinah berharap agar siapa pun yang berkunjung ke telaga mematuhi peringatan tersebut.(gun/yog/ong/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ATM Dapur Dimas Kanjeng Bisa Hasilkan Jutaan Rupiah Sehari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler