Pulau Bawean, Ada Jeritan Istri Ditinggal Suami Merantau

Jumat, 24 November 2017 – 13:36 WIB
Wakil Bupati Gresik, Moch Qosim saat bergabung memainkan seni Dhungkah. Dok/Radar Gresik/JPNN.com

jpnn.com, GRESIK - Indonesia memang indah. Pesona budayanya beragam di setiap daerah. Termasuk Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang disebut sebagai minatur Nusantara.

Menjadi miniatur karena di pulau yang terletak di Laut Jawa ini dihuni oleh banyak etnis yang kemudian berasimilasi.

BACA JUGA: Keunikan Pulau Bawean Sebagai Miniatur Indonesia

Lihat: Keunikan Pulau Bawean Sebagai Miniatur Indonesia

Beragam etnis, bukan berarti budaya asal terbuang. Justru saat ini masih lestari.

BACA JUGA: Meresahkan, Kabar Garam Dioplos dengan Serbuk Kaca

Seperti kesenian dengan alat tumbuk padi sebagai alat musiknya. Lesung kayu ini merupakan menumbuk padi tradisional.

BACA JUGA: Ternyata Foto Viral Menggorok Leher Rusa Itu Oknum Polisi

===========================
Abdul Basith - Radar Bawean
===========================

Daerah lain menyebutnya dengan musik Lesung, masyarakat Bawean menyebutnya dengan musik Dhungka. Di Bawean, musik Dhungkah masih lestari.

Biasanya, masyarakat setempat menggelar kesenian Dhungkah saat menjelang pesta pernikahan, dengan memainkannya selama 7 hari berturut turut.

Di samping itu, musi Dhungkah juga dimainkan saat menyambut tamu kehormatan yang berkunjung ke Bawean.

Untuk melestarikannya, seringkali diadakan lomba musik Dhungkah dalam rangka memperingati hari besar Islam ataupun memperingati HUT RI.

Muhammad Yamin, mengatakan Yang paling dikagumi dari musik dhungka adalah kekompakan para penabuhnya. Mereka semuanya adalah ibu-ibu rumah tangga.

“Disamping harus kompak, juga menabuhnya dilakukan dengan keras hingga bunyinya bisa terdengar hingga radius 1 kilometer meski tanpa alat pengeras suara,” katanya.

Disamping irama suara lesung, keindahan musik Dhungka akan terdengar lebih syahdu saat berpadu dengan lantunan shalawat Nabi dan pantun bahasa Bawean.

Menurutnya, biasanya pantun berisi pesan moral dan kritikan sosial termasuk menceritakan keluh kesah seorang istri yang ditinggal suami bekerja diluar negeri.

”Mereka mengungkapkan rasa rindunya kepada sang suami lewat pantun,”ujarnya.

Di lesung, terdapat tempat menghaluskan padi dan gagang pengangkat Lesung saat akan pindah tempat. Komponen-komponen tersebut ternyata bisa mengeluarkan variasi bunyi yang indah.

Dengan kata lain, musik Dhungka merupakan musik sederhana tapi suaranya asyik. Saat ini, musik Dhungkah telah menjadi salah satu ikon wisata Bawean. (rtn/sb/ris/ris/JPR/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentuk Pengabdian Mahasiswa UGM Kepada Masyarakat


Redaktur : Arwan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler