jpnn.com, PULANG PISAU - Sedikitnya 20 ekor buaya meneror warga Desa Mentaren, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, beberapa hari terakhir.
Anton, warga setempat mengaku melihat buaya-buaya tersebut bermunculan di sungai dekat Desa Mantaren II.
BACA JUGA: Penangkap Buaya Australia Belum Menyerah Selamatkan Bos Besar Sungai Palu
“Jumlahnya banyak. Saya perkirakan lebih dari 20 ekor. Ini berdasarkan pengakuan warga yang melihat di berbagai tempat dengan ukuran berbeda. Paling kecil berukuran satu meter,” kata Anton kepada Kalteng Pos, Senin (2/3).
Anton mengaku, beberapa waktu lalu, dia bersama warga setempat mendapati buaya di Rei 6 dengan ukuran sekitar 1,5 meter. “Namun belum sempat kami tangkap sudah keburu kabur,” akuinya.
BACA JUGA: Pasangan Suami Istri Nekat Melakukan Perbuatan Terlarang untuk Bayar Cicilan Motor
Dijelaskannya, masyarakat sering menemui buaya itu di Rei 6,5, 7, 8 dan di Sungai Malang. “Beberapa waktu lalu saat BKSDA Kalteng turun, ada yang mendapatkan anak buaya, namun induknya belum dapat,” jelasnya.
Dia mengaku, yang membuat warga cemas, buaya itu tidak hanya muncul di sungai, tapi juga naik ke darat. “Ini yang membuat resah. Terlebih banyak unggas milik warga yang hilang karena diduga dimangsa buaya itu,” ujar Anton.
BACA JUGA: Berita Duka, Trisno Meninggal Dunia secara Mengenaskan, Kami Ikut Berbelasungkawa
Saat dikonfirmasi sejak kapan kemunculan buaya di wilayah itu, Anton mengaku, buaya-buaya itu diperkirakan muncul sejak setahun belakangan. “Habitat buaya itu dulu di ujung kebun sengon, yang saat ini jadi pabrik. Dulu saya sering ketemu buaya di wilayah itu,” lanjutnya.
Yang jadi masalah, lanjut dia, buaya-buaya itu naik ke darat untuk mencari mangsa ternak warga. “Yang kami takutkan lagi, kemunculan buaya ini ke darat bisa membahayakan anak-anak,” tegasnya.
BACA JUGA: Lina Akhirnya Ungkap Alasan Potong Organ Vital Suaminya, Oh Ternyata
Untuk itu, Anton berharap agar pemerintah daerah (pemda) bisa bersama-sama membuat perangkap untuk menangkap buaya-buaya itu. “Kalau masyarakat yang membuat agak berat, karena untuk membuat perangkap itu diperlukan umpan seperti unggas atau sejenisnya yang menjadi makanan kesukaan buaya,” katanya. (art/ens/dar)
Adian Napitupulu: Prabowo, Istirahatlah!
Redaktur & Reporter : Budi