jpnn.com - ENDE – Hujan lebat yang mengguyur Kecamatan Kotabaru sepanjang sore hingga malam hari, Sabtu (30/1) menyebabkan hampir semua desa terendam banjir.
Desa-desa yang terkena banjir bandang masing-masing Desa Kotabaru, Tou Barat dan Tou Timur, Desa Lobo Niki, Desa Ndondo serta Desa Nuanaga dan Desa Ranggalaka.
BACA JUGA: Ini Dia Calon Terkuat PKS untuk Pilgub Jabar
Hujan dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir bandang. Banjir ini menyebabkan putusnya ruas jalan di wilayah utara Kabupaten Ende dan juga membuat ratusan warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Disamping itu juga menghanyutkan sejumlah ternak dan rumah warga.
BACA JUGA: BRAKKK! Masuk Kolong Truk, Pengendara Tewas Mengenaskan
Camat Kotabaru Daniel Beri yang dihubungi, Minggu (31/1) membenarkan telah terjadi banjir di Kecamatan Kotabaru. Dia mengatakan, hujan yang terjadi pada pukul 19.00 Wita hingga pukul 23.00 Wita, Sabtu (30/1) menyebabkan bencana di wilayah Kotabaru.
Dia mengatakan, banjir yang terjadi akibat luapan kali Lowolande dan anak kali mati yang tidak bisa menampung air, sehingga meluap ke permukiman warga dan menghayutkan belasaan rumah dan puluhan ternak.
BACA JUGA: Ratusan Rumah Warga Terendam Banjir
Daniel melanjutkan, akibat banjir bandang dipastikan banyak kerugian yang dialami warga, namun demikian dirinya belum memastikan taksasi kerugian yang dialami berapa besar. Namun katanya, dipastikan puluhan hektare sawah hancur, beberapa ternak juga hanyut terbawa banjir dan juga rumah warga turut hanyut khususnya rumah darurat.
Dia menambahkan, beberapa tembok penyokong yakni di kantor camat dan puskesmas ikut roboh akibat terjangan banjir, juga beberapa unit sepeda motor mengalami kerusakan.
Dia menyebutkan, hingga Minggu (31/1) pagi, warga termasuk dirinya masih mengungsi meski hujan sudah mulai redah. Menurutnya, warga masih takut untuk kembali karena akan datang lagi hujan susulan sehingga mereka masih bertahan di pengungsian yakni di daerah dataran tinggi dan di rumah penduduk atau keluarga lainnya di kampung yang aman. Meski demikian, ada juga yang kembali untuk membersihkan rumah mereka.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ende Albert Yani, Minggu (31/1) mengatakan, Tim Reaksi Cepat dari BPBD sekira pukul 08.00 Wita, Minggu pagi sudah turun ke lokasi. Dia sendiri yang memimpin tim turun untuk menyisir wilayah kerusakan sekaligus mendata kerugian yang dialami warga lima desa.
Albert menyebutkan, data yang diambil guna mengambil tindakan darurat dan untuk melaporkan kepada bupati sebagai kepala daerah untuk melakukan langkah tepat seperti apa dalam penangananya.
Sementara itu, Direktur FIRD Vinsensius Sangu mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun untuk Desa Nuanaga tercatat 15 rumah warga rusak, sembila rusak berat termasuk tiga rumah dibawa banjir, 2 hektare sawah terendam banjir.
Sementara itu Desa Loboniki Dusun Kolibewa Pondok Bina Iman Susteran Ndondo dan SMP juga rusak. Sementara Dusun Paupanda sekira 30 rumah terendam, delapan ekor babi dan empat ekor kambing mati hanyut. Untuk desa lainnya yakni Desa Ranggalaka Dusun Botifate 20 rumah terendam.
Desa Ndondo sebut Vinsensius, Dusun Tanah Ria delapan rumah rusak berat, enam rusak ringan, empat tugu air minum rusak berat, enam ekor kambing mati, sementara jalan antardusun putus.
Ia berharap agar pemerintah segera turun ke lokasi dengan alat berat guna membersihkan material tanah dan juga memperbaiki. Rumah penduduk. Bantuan berupa suplai air minum juga dibutuhkan dan juga sumbangan pakaian bagi para korban.
Sementara itu anggota DPRD Ende Yustinus Sani berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk membantu masyarakat Kotabaru.
Ditemui, Minggu (31/1) ia mengatakan, dinas atau badan terkait segera turun ke lokasi untuk memberikan bantuan tanggap darurat kepada warga Kotabaru.
“Secepatnya turun ke lokasi Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memberikan bantuan tanggap darurat," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Ia berharap agar ke depan pemerintah bisa memperhatikan kondisi kali Lowo Lande karena menurutnya sangat rawan jika terjadi hujan. Untuk itu, pemerintah segera lakukan bronjongnisasi kali tersebut.
“Ke depan perlu dibuat normalisasi kali Lowolande dengan melakukan bronjongnisasi. Jika tidak, maka akan terjadi dan terulang lagi jika hujan mengguyur Kotabaru dengan intensitas yang cukup tinggi,” kata Yustinus.(kr7/ays/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kok Foto Korban Gafatar Berubah jadi Berpakaian Napi
Redaktur : Friederich Batari