Ratusan Rumah Warga Terendam Banjir

Selasa, 02 Februari 2016 – 10:25 WIB
Tampak rumah warga tergenang banjir di Desa Satar Padut dan Satar Kampas Kecamatan Lamba Leda, Manggarai, Flores, Provinsi NTT. FOTO: Timor Express/JPNN.com

jpnn.com - BORONG – Ratusan rumah warga di Desa Satar Padut dan Satar Kampas Kecamatan Lamba Leda, Minggu (31/1) terendam banjir, menyusul hujan deras yang menyebabkan meluapnya kali Wae Laing.

Kali tidak mampu menampung air hujan yang relatif cukup deras selama sembilan jam, yakni sejak Sabtu (30/1) sekira pukul 22.00 Wita hingga Minggu (31/1) sekira pukul 06.00 Wita. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, namun menyebabkan genangan air masuk pemukiman warga mencapai ketinggian 60 sentimeter.

BACA JUGA: Kok Foto Korban Gafatar Berubah jadi Berpakaian Napi

Pantauan Timor Express (Grup JPNN), Minggu (31/1) sekira pukul 11.00 Wita, wilayah itu masih diguyur hujan gerimis. Terlihat juga ratusan rumah warga di dua desa itu masih terendam banjir.

Seperti di Kampung Kukung Desa Satar Padut, air masih menggenangi rumah dan pemukiman warga. Hal yang sama terjadi di Kampung Dampek, Kampung Maki dan Kampung Waso Ronting Desa Satar Kampas. Selain air merendam rumah warga, juga banjir yang ada merendam sejumlah fasilitas umum seperti Puskesmas Dampek, kompleks Gereja Paroki Dampek, SDK Dampek, Masjid Dampek, TK, kantor desa dan Polsek Dampek.

BACA JUGA: Makin Membahayakan, Ratusan Warga Kena Demam Berdarah

Selain itu, sejumlah tanaman pertanian seperti bawang, jagung dan padi juga ikut terendam banjir. Akses jalan yang ada didalam wilayah itu pun ikut terendam banjir.

Warga Desa Satar Padut Frans Fresen kepada Timor Express mengatakan, banjir yang terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah itu sejak Sabtu hingga Minggu. Sementara, air sudah mulai merendam rumah dan pemukiman sekira pukul 02.00 Wita dengan ketinggian sekira 10-15 sentimeter. Sejak semalam, warga tidak bisa tidur karena perlahan air masuk ke rumah.

BACA JUGA: Saya Menantang Para Polwan yang Cantik untuk...

“Sejak dini hari air sudah perlahan menggenangi rumah warga, tapi ketinggian sekira 10-15 sentimeter. Tapi sejak pukul 06.00 Wita, ketinggian air bertambah akibat lupan kali Wae Laing semakin besar," ungkap Frans.

Dikatakan, hujan lebat di daerah pegunungan yang membuat kali Wae Laing jadi banjir. Akibatnya, meluap ke rumah dan pemukiman warga serta merendam tanaman pertanian di areal persawahan Dampek. Warga belum mengungsi ke daerah yang aman, tapi semua barang-barang penting telah dikemas untuk siap mengungsi jika terjadi hujan dan banjir susulan.

Senada disampaikan, Linda dan Muhamin Hasan kepada Timor Express. Mereka mengatakan genangan air yang merendam pemukiman dan rumah warga sangat mengganggu aktivitas warga. Di mana, warga tidak bisa keluar dari rumah dan sejumlah akses jalan raya terendam banjir. Peristiwa ini juga sangat merugikan warga.

“Bencana ini juga sangat merugikan warga, karena tanaman bawang, jagung dan padi yang ditanam di sawah, ada yang rusak karena terendam banjir. Kalau memang sebentar malam akan terjadi hujan lebat seperti yang terjadi semalam, kami akan mengungsi ke tempat yang lebih lama,” katanya.

Muhamin Hasan mengatakan, sejak Sabtu (30/1) petang daerah Dampek dan sekitarnya terjadi hujan gerimis. Namun sekira pukul 22.00 Wita, tiba-tiba terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang. Kondisi ini membuat warga tidak aman dan kesulitan tidur. Hujan baru berhenti sekira pukul 06.00 Wita. Saat bersamaan warga mulai kaget melihat luapan kali Wae Laing masuk ke dalam rumah warga.

Terpisah, Sekretaris Desa Satar Padut Sales Daru menjelaskan, hujan lebat semalam hingga air merendam rumah dan pemukiman warga, sangat mengejutkan masyarakat di dua desa di Kecamatan Lamba Leda. Pasalnya, baru pertama kali terjadi. Menurutnya, hujan yang terjadi selama ini, tidak mengakibatkan bencana banjir yang merendam rumah dan pemukiman warga serta faslitas umum lainnya.

“Selama ini tidak ada bencana seperti ini. Kalau pun hujan lebat, tidak mengakibatkan banjir yang merendam rumah warga dan fasilitas umum. Apalagi hujan semalam itu disertai angin kencang, sehingga warga tidak bisa tidur. Tapi bencana ini tidak ada korban jiwa,” katanya.

Dikatakan, ketika pagi hari tiba, warga tidak bisa keluar rumah karena masih ada hujan gerimis dan angin. Walau di dalam rumahnya digenangi air setinggi lutut orang dewasa. Warga hanya bisa menyelamatkan barang penting yang ada di dalam rumah, biar tidak terkena air. Sejauh ini pihaknya masih terus mendata rumah yang terendam banjir. Sementara ada sejumlah warga yang melaporkan kehilangan ternak seperti sapi, babi, kambing dan kerbau.

“Kami belum data seluruh, jumlah rumah yang terendam banjir. Juga hal sama belum tahu areal sawah yang terendam banjir dan kerugiannya. Tapi ada warga yang sudah lapor ke kami bahwa ada kehilangan ternak peliharaan. Diduga hilang  karena terhanyut banjir,” tandasnya. (krf3/ays/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Tol Medan-Kualanamu-Tebingtinggi Ditarget Kelar 2017


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler