Puluhan Warga Kena Demam Berdarah

Rabu, 09 Januari 2019 – 23:55 WIB
Pasien demam berdarah yang sedang dirawat. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, GRESIK - Demam berdarah (DB) menyerang Dusun Sukorejo, Desa Ngabetan, Gresik. Gigitan nyamuk Aedes aegypti mengakibatkan 30 orang opname. Sepuluh orang dipastikan positif DB.

Jumlah korban tersebut dihitung sejak November 2018. Satu per satu warga harus menjalani opname. Masuk puskesmas dan rumah sakit.

BACA JUGA: Waspada, Ratusan Orang Terjangkit Demam Berdarah

"Malah di satu keluarga ada yang kena tiga orang," kata Puji Afifah, seorang warga.

Keluarga Puji juga. Anak perempuannya, Hanitusia Yanuar Dianti, terserang DB. Bocah 11 tahun itu menderita panas tinggi saat malam pergantian tahun.

BACA JUGA: Musim Hujan, Waspada Demam Berdarah Mengancam

"Tanggal 1 Januari kami periksakan ke puskesmas," ujarnya.

Diketahui, trombosit bocah kelas VI SD itu awalnya hanya 100. Tubuhnya panas hingga 40 derajat Celsius. Baru pada Senin (7/1) kondisi Hanitusia membaik. Dia diperbolehkan pulang.

BACA JUGA: DBD Telan Korban Jiwa di Bekasi

Saat ditemui Jawa Pos di rumahnya kemarin, kondisi Hanitusia masih lemas. Dia terbaring di tempat tidur. "Sudah doyan makan," ucap bocah itu.

Menurut Puji, banyak tetangganya yang keluar-masuk rumah sakit. Malah dalam satu keluarga, tiga orang bergantian. Ada tetangga bernama Shinta. Dia dirawat 12 hari di RS Benowo.

Kepala Puskesmas Cerme dr Setyorini mengatakan, ruang rawat inap di puskesmasnya penuh terus sebulan belakangan. Menurut data puskesmas, mulai Desember 2018, ada 52 pasien yang suspect DB. Empat lainnya positif DB.

"Itu per Desember dan dari seluruh wilayah kerja Puskesmas Cerme," ujarnya.

Dokter yang kerap dipanggil Rini itu menyebutkan, kebanyakan pasien DB di Cerme anak-anak.

Namun, ada juga yang dewasa. Sejak ada yang positif DB, lanjut Rini, langsung dilakukan evaluasi. Baik puskesmas maupun desa.

Bagaimana tindak lanjutnya? Rini menyatakan telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) demam berdarah.

"Kalau ada yang positif, kami langsung melapor ke dinas kesehatan," tuturnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Ummi Khoiroh mengatakan, jumlah laporan yang masuk tidak sebanyak di lapangan.

Jika ada satu pasien positif DB, dinkes langsung melakukan tindak lanjut. "Sebetulnya fogging itu hanya pencegahan sementara. Sebaiknya mencegah dengan melakukan 3M plus. Bisa efektif," tandasnya. (son/c7/roz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dinkes Ingatkan Warga Jangan Fogging Sendiri


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler