jpnn.com - BEIJING – Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Jack Ma, pendiri Alibaba yang baru saja dinobatkan sebagai orang terkaya di Tiongkok, kini membuktikan pepatah kuno tersebut. Pada saat bergelimang harta, ayah dua anak itu justru merasa tidak bahagia. Sebab, setelah dia memiliki banyak uang, orang-orang di dekatnya mulai berubah satu per satu.
’’Saya sangat tidak bahagia. Terlalu banyak tekanan,’’ ujar pria yang bernama asli Ma Yun tersebut.
BACA JUGA: Maling Pakaian Dalam Ganggu Alaska
Kekayaan Jack Ma memang luar biasa. Total kekayaan pribadinya mencapai USD 24 miliar (Rp 292,4 triliun). Alibaba kini telah menyalip Walmart dengan menjadi retailer terbesar di dunia. Nilai Alibaba di pasar saham New York sudah mencapai USD 170 miliar (Rp 2.071,7 triliun) pada September lalu. Harga saham per lembarnya juga terus melambung setiap hari.
Jack Ma menyatakan, menjadi kaya memang bagus, tapi tidak demikian halnya dengan menjadi orang terkaya.
BACA JUGA: Obama Nilai Reformasi Myanmar Mundur
’’Ketika kamu menjadi salah satu orang terkaya di dunia, ini bisa menjadi kesedihan luar biasa. Semua orang mengelilingimu karena uang. Saat ini, ketika saya berjalan di jalanan, orang melihat saya dengan pandangan yang tidak biasa. Saya ingin menjadi diri saya sendiri,’’ ungkap dia.
Setiap hari kekayaan Jack Ma memang terus naik. Perusahaan ritelnya pada Selasa (11/11) mampu menjual produk senilai USD 9 miliar (Rp 109,6 triliun).(TheTelegraph/Quartz/CNBC/sha/c14/ami)
BACA JUGA: Mengira Dinikahkan dengan Cowok Ganteng, Rupanya dengan Buyut 90 Tahun
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aktivitas Militer Rusia Meningkat, Ukraina Siap Perang
Redaktur : Tim Redaksi