Punya Keragaman Hayati, Indonesia Dianggap Bisa Mewujudkan Diversifikasi Pangan 

Minggu, 01 Oktober 2023 – 12:49 WIB
Diskusi yang dilaksanakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (1/10). Dokumen DPP PDIP

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Batara Siagian mengapresiasi langkah PDI Perjuangan yang peduli terhadap isu ketahanan pangan.

Hal itu seperti terlihat saat PDIP mengangkat tema Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat Indonesia dengan subtema Pangan Sebagai Lambang Supremasi Kepemimpinan Indonesia Bagi Dunia pada Rakernas IV.

BACA JUGA: Diskusi Rakernas IV PDIP: Diversifikasi Pangan Bisa Menciptakan Lapangan Usaha Baru di Desa

Rakernas IV PDIP dilaksanakan di JIExpo, Kemayoran, Jakarta dari Jumat (29/9) sampai Minggu (1/10).

Menurut Batara, Indonesia sebenarnya bisa melakukan diversifikasi pangan dengan bahan makanan yang beragam dimiliki Indonesia.

BACA JUGA: Diskusi Rakernas IV PDIP: Dorong Pergudangan untuk Penguatan UMKM Sektor Pangan

“Indonesia ini nomor tiga yang memiliki keragaman hayati yang paling banyak. Misalnya, ubi jalar itu banyak jenis. Kemudian talas itu juga banyak jenis,” kata dia dalam diskusi di sela Rakernas IV PDIP pada hari ketiga di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu.

Batara menyarankan kepada pemerintah untuk memperkuat anggaran terhadap upaya diversifikasi pangan.

BACA JUGA: Hasto Mengajak Arsjad Rasjid Menyambangi Pameran Pangan Plus di Arena Rakernas PDIP

"Oleh karena itu harus diperkuat dengan platform yang luas dan anggaran yang lebih, sehingga bisa hadir dengan produk jadi,” lanjutnya.

Dia mengatakan makanan pokok Indonesia seharusnya tidak satu sumber dengan banyaknya komoditas pangan yang beragam di Indonesia.

"Kita tidak bisa lagi hanya satu sumber saja yaitu beras. Kita harus mendorong desa mempunyai nilai tambah lokal. Di desa bukan lagi hanya memproduksi bahan mentahnya,” ungkap dia dalam diskusi.

Senada, Direktur Pengawasan Pangan Olahan Risiko Sedang dan Rendah BPOM Emma Setyawati menuturkan diversifikasi bahan makanan menjadi program penting dalam mewujudkan kedaulatan pangan.

“Pangan itu harus aman dahulu, kemudian dia harus begizi, kemudian perlu ada nilai tambah dengan mengedepankan prinsip keamananannya terjaga, punya gizi, dan bermutu,” ujar dia.

Emma mendukung program diversifikasi pangan dengan melakukan hilirisasi untuk menambahkan nilai tambah bagi porang dan sorgum.

“Ini contohnya ada cookies dari sorgum plus moringa yang kaya akan mineral, zat besi, punya serat tinggi dan kalorinya rendah,” ujar dia.

Toh, lanjut Emma, sorgum bisa mengatasi masalah tengkes atau stunting di Indonesia, karena bahan pangan itu mengandung protein dan zat besi yang tinggi.

"Sorgum ini zatnya bagus sekali, karena proteinnya lebih tinggi, zat besinya tiga kali gandum dan lima kali beras artinya kita bicara penanggulangan stunting konsumsi ini bagus ” kata dia.

Sementara itu, Bupati Malaka Simon Nahak mengatakan pihaknya sedang berupaya mewujudkan diversifikasi pangan melalui program yang dinamakan Sakti.

“Kami sekarang fokus ke pertanian, salah satunya kacang hijau yang kita masukan dalam program Sakti yang terinspirasi dari Trisaktinya Bung Karno,” ujarnya. (ast/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Perkuat Kemudahan Investasi di Sektor Pertanian


Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler