Punya Senjata Canggih Buatan Israel, Bisa Deteksi Bom dari Jarak 100 Meter

Jumat, 22 Januari 2016 – 19:32 WIB
Ilustrasi. Foto: dok/Jawa Pos

jpnn.com - KAPOLRI Jenderal Badrodin Haiti telah memerintahkan seluruh jajarannya untuk siaga di daerah masing-masing, menyusul aksi terorisme di Jalan MH Thamrin Jakarta, 14 Januari lalu.

Perintah siaga satu yang diberlakukan ke seluruh aparat kepolisian itu harus dilaksanakan dengan baik. Termasuk Brigade Mobil (Brimob) Detasemen B Pelopor di Sorong, Papua Barat. Detasemen yang dipimpin oleh Kompol Eko Sumaryanto ini bahkan mendapat bantuan persenjataan supercanggih untuk mengantisipasi bom.

BACA JUGA: Tak Dapat Perawatan, Bayi Pasien BPJS Meninggal di Dalam Kandungan

Brimob Detasemen B menyiagakan unit Penjinak Bom (Jibom) dan Penjinak Bahan Peledak (Jihandak). Jumlah personelnya ada 31 orang, mereka yang disiagakan 1 x 24 jam.

Seluruh perlengkapan dan peralatan unit ini disiagakan di luar gudang penyimpanan. Tujuannya, bisa langsung disiapkan saat mendapat informasi laporan adanya bom. “Tapi sampai sekarang ini belum ada laporan gangguan atau adanya isu bom, tapi kami tetap siaga termasuk adanya isu Gafatar,” ujar Komandan Detasemen (Kaden) Brimob B kini dijabat Kompol Eko Sumaryanto, seperti dikutip dari Radar Sorong, Jumat (22/1).

BACA JUGA: Mengenaskan, Pemuda Ini Tewas dengan Tangan Terborgol dan Luka di Sekujur Tubuh

Unit Jibom beruntung, karena kini memiliki senjata baru yang supercanggih. Senjata yang baru didatangkan sebulan tersebut berupa X-ray portable merk Vidisco. Senjata buatan Israel ini mampu mendeteksi benda yang diduga bom dari jarak 100 meter. Kemudahannya, anggota dari unit Jibom tidak perlu lagi mendekat di benda yang diduga bom. Cukup dengan mengunakan alat dimaksud dari jarak 100 meter. 

“Sudah bisa dideteksi apakah benar isi bom atau bukan, kalau benar isinya bom, maka anggota bisa memperhitungkan langkah-langkah apa yang akan dilakukan,” kata Eko.

BACA JUGA: Usai Pinjam Sepeda Motor, Pemuda Ini Ditemukan Tewas Tergantung

Alat ini juga mampu mendeteksi jenis benda yang diduga bom tersebut. Jika benar berisi bom, maka akan terlihat model dan jenisnya. Hal inilah yang memudahkan dalam penanganan penjinakan bom dimaksud.

Senjata mutakhir ini memang belum digunakan dan dibuktikan kehebatannya. Karena belum adanya teror bom di Kota Sorong. Namun secara ujicoba sudah pernah dilakukan oleh personel unit jibom dalam latihan. “Waktu latihan sudah dibuktikan dan ini menjadi senjata baru kami,” tandas Eko.

Selain personel unit jibom dan jihandak yang siaga di Mako Brimob, seluruh anggota juga diwajibkan siaga. Siaga dimaksud yakni menjaga Mako dari indikasi penyerangan teroris. Karena sasaran para teroris juga termasuk polisi. Siaga juga termasuk ke diri pribadi anggota, seperti saat melaksanakan tugas di luar Mako.

Brimob Detasemen B Pelopor Sorong ini bermarkas di Suprauw, Jalan Tanjung Kasuari, Kota Sorong. Mako Brimob berjarak cukup jauh dari pusat Kota Sorong. Butuh waktu kurang lebih 30 menit dengan kendaraan roda dua dari Polres Sorong Kota.

Saat ini jumlah personel Brimob yang berada di Mako sebanyak 165 personel. Karena sebanyak 100 personel sedang melaksanakan tugas di luar daerah, termasuk mereka yang masih bertugas memback up pengamanan Pilkada. (andre p siregar/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Pesan Wali Kota untuk Antisipasi Teroris


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler