Pupuk Indonesia Siap Kembangkan Amonia Bersih

Jumat, 08 Desember 2023 – 18:31 WIB
Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengatakan Pupuk Indonesia akan mengembangkan amonia yang lebih rendah dan bahkan nol emisi karbon. Foto: dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Pupuk Indonesia akan mengembangkan amonia yang lebih rendah dan bahkan nol emisi karbon.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi mengatakan amonia bersih ini terdiri dari blue ammonia dan green ammonia. Serta secara jangka panjang akan mengembangkan green methanol. 

BACA JUGA: Pupuk Indonesia Dukung Kementan Sempurnakan I-Pubers

Hal itu diungkapkan Rahmad dalam sesi diskusi dengan tema Clean Ammonia di Pavilion Indonesia, Dubai, Selasa (5/12)

"Pupuk Indonesia mendukung komitmen global dalam Konferensi Tingkat Tinggi PBB untuk mengurangi emisi karbon dunia atau 28th Conference of Parties (COP28)," ungkap Rahmad.

BACA JUGA: Kolaborasi Global Pupuk Indonesia & ACWA Power Dukung Target NZE Indonesia

Rahmad menjelaskan Pupuk Indonesia saat ini adalah pemain utama amonia di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara.

Pupuk Indonesia menguasai empat persen produksi amonia global atau sekitar tujuh juta ton per tahun, yang seluruhnya adalah grey ammonia atau masih menghasilkan emisi karbon. 

“Sehingga aspirasi kami saat ini adalah melakukan dekarbonisasi bisnis eksisting, dan pada saat yang bersamaan mengembangkan bisnis baru, yaitu clean ammonia,” jelas Rahmad.

Adapun tujuan utama pengembangan clean ammonia, lanjutnya, adalah untuk mewujudkan industri pupuk dan kimia yang rendah karbon.

Sejalan dengan komitmen global, Rahmad menyebutkan Pupuk Indonesia telah berhasil menurunkan emisi karbon secara nyata, yaitu sebesar 1,55 juta ton atau di atas target 1,21 juta ton pada 2023.

“Penurunan ini berasal dari optimalisasi dan efisiensi konsumsi energi, utilisasi renewable energy, co-firing bio massa, solusi berbasis alam, hingga revitalisasi sejumlah pabrik pupuk,” tambah Rahmad. 

Menurutnya, pengembangan clean ammonia sejalan dengan potensi Indonesia sebagai hub Carbon Capture Storage (CCS).

Karena, implementasi teknologi CCS di Indonesia berpotensi dapat menampung 4,3 giga ton karbon. Pupuk Indonesia juga terlibat dalam pengembangan teknologi CCS di Aceh dan Lapangan Abadi Masela. 

CCS merupakan teknologi yang mampu menangkap emisi karbon di udara dan menyimpannya dalam sebuah storage.

Selanjutnya emisi karbon disalurkan dan diinjeksikan ke sumur minyak dan gas tua untuk meningkatkan produksinya.

Selain teknologi CCS, pengembangan clean ammonia di Indonesia juga ditopang oleh potensi renewable energy sebesar 3.700 giga watt, di mana yang terbesar berasal dari tenaga surya.

Energi bersih ini menjadi sumber utama untuk menghasilkan green hydrogen, yang kemudian dapat dikonversi oleh Pupuk Indonesia menjadi green ammonia.

Pupuk Indonesia memiliki sumber daya yang memadai untuk pengembangan clean ammonia.

"Mulai dari fasilitas eksisting untuk konversi green hydrogen menjadi green ammonia, keahlian dan pengetahuan dalam memproduksi amonia, pengalaman mengelola dan mendistribusikan amonia, hingga memiliki Kawasan Industri Hijau di Lhokseumawe, Aceh,” jelas Rahmad.

Dengan potensi dan keahlian tersebut, lanjutnya, Pupuk Indonesia telah menyiapkan roadmap pengembangan clean ammonia.

Pada 2023-2025, Pupuk Indonesia menyusun rencana dan Final Investment Decision (FID) pengembangan blue ammonia dan green ammonia.

Pada 2026 akan memulai konstruksi pabrik amonia bersih di Jawa Timur dan Aceh. Pada 2028 mulai mengoperasikan pabrik green ammonia dalam skala kecil.

"Pada 2030 mulai mengoperasikan pabrik blue ammonia dan utilisasi teknologi CCS," pungkas Rahmad.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler