jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mendorong pengembangan batik lokal untuk terus tumbuh dan berdaya saing.
Hal itu diwujudkan melalui pembinaan terhadap UMKM batik di Kota Bontang, agar produk yang dihasilkan memiliki mutu dan jaminan kualitas guna meningkatkan kepercayaan konsumen.
BACA JUGA: Seperti ini Cara Pupuk Kaltim Tingkatkan Daya Saing Batik Lokal
Direktur Operasi dan Produksi Pupuk Kaltim Hanggara Patrianta menjelaskan saat ini Pupuk Kaltim sedang membina empat UMKM batik.
Di mana dua di antaranya telah mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) dari Badan Standardisasi Nasional (BSN), yakni Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak.
BACA JUGA: Kominfo Dukung Sosialisasi Pencegahan Covid-19 dan Gelar Vaksinasi di Kabupaten Simalungun
Dorongan bagi mitra binaan untuk mendapatkan SPPT SNI tak lepas dari komitmen Pupuk Kaltim untuk menerapkan SNI di setiap produk perusahaan.
“Pupuk Kaltim memfasilitasi batik binaan mendapatkan SPPT SNI, agar bisa menjadi motivasi mitra binaan untuk terus meningkatkan daya saing produk untuk meningkatkan kepercayaan konsumen,” ujar Hanggara saat webinar bersama BSN dalam rangka Hari Batik Nasional.
BACA JUGA: Restrukturisasi Pertamina Dinilai Bisa Tingkatkan Kinerja
Pupuk Kaltim juga memfasilitasi batik binaan melalui wadah promosi dan pengembangan kapasitas tata kelola usaha secara berkesinambungan, sehingga produk yang dihasilkan mitra binaan Pupuk Kaltim makin dikenal luas oleh masyarakat.
Pemberdayaan pun dilakukan bagi seluruh batik binaan, melalui beragam pesanan produk untuk kebutuhan perusahaan, hingga mendorong karyawan menumbuhkan kecintaan menggunakan batik lokal hasil produksi mitra binaan di berbagai kegiatan.
“Kini penggunaan batik lokal menjadi salah satu ciri khas Pupuk Kaltim di berbagai kegiatan. Selain menumbuhkan kecintaan terhadap batik, juga sebagai bentuk kepercayaan dan motivasi bagi batik binaan untuk terus meningkatkan kualitas produk,” tambah Hanggara.
Menurut dia, penggunaan batik sudah sepatutnya dibudayakan secara masif, mengingat batik sebagai kekayaan nusantara merupakan identitas yang tak terpisahkan dari Indonesia.
Apalagi saat ini banyak forum resmi internasional yang mulai mengadopsi dan menggunakan batik, sehingga identitas budaya Indonesia ini makin dikenal dunia serta memiliki masa depan cerah.
Kepala BSN Kukuh S. Achmad, mengatakan batik sebagai warisan budaya telah menjadi sumber ekonomi masyarakat yang dilakoni 200 ribu orang lebih, dengan 47 ribu unit usaha dan tersebar lebih dari 100 sentra industri batik di Indonesia.
Produk batik juga telah merambah ke pasar ekspor seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Australia.
“Artinya batik memiliki potensi untuk menyerap tenaga kerja yang cukup besar di Indonesia,” kata Kukuh.
Dijelaskan Kukuh, dari 800 UMKM telah yang meraih SPPT SNI, 12 di antaranya merupakan usaha batik yang telah menjadi role model bagi para perajin batik di Indonesia.
Seluruhnya tersebar di Kalimantan Timur, Jawa Timur, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera.
“Dua di antaranya merupakan batik binaan Pupuk Kaltim yang telah mendapatkan SPPT SNI pada 2018 dan 2019,” ucap Kukuh.
Pada kesempatan itu, sejumlah kreasi batik binaan Pupuk Kaltim dari Batik Beras Basah dan Batik Kuntul Perak turut diperagakan, serta mendapat apresiasi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy