Pupuk Kaltim Kembangkan Program TPST dan Budidaya Black Soldier Fly

Rabu, 24 Februari 2021 – 16:23 WIB
Pupuk Kaltim kembali memperkuat komitmennya untuk menekan penumpukan sampah. Foto dok Pupuk Kaltim

jpnn.com, KALTIM - Pupuk Kaltim kembali memperkuat komitmennya untuk menekan penumpukan sampah.

Selama tiga tahun terakhir, komitmen tersebut telah diwujudkan melalui berbagai upaya penanggulangan hingga pemanfaatan sampah agar bernilai ekonomis.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Capai Laporan LHKPN Terbaik dan Tercepat, Pupuk Indonesia Beri Apresiasi

Bekerjasama dengan Pemkot Bontang, Pupuk Kaltim menginisiasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bessai Berinta, sebagai wadah pemilahan untuk mengurangi volume sampah yang disalurkan ke TPA Bontang Lestari setiap hari.

Inisiatif ini pun telah diperkuat dengan program Black Soldier Fly (BSF), sebagai inovasi pengelolaan sampah sisa makanan.

BACA JUGA: Ayu Ting Ting Seminggu Absen di Acara Brownis, Ivan Gunawan: Dia Lagi Bahagia

Rangkaian solusi ini menjawab kondisi produksi sampah di Kota Bontang yang mencapai 80-85 ton per hari di TPA Bontang Lestari.

TPST merupakan pengembangan program Bank Sampah Bessai Berinta bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bontang, yang disinergikan mulai tahap perencanaan, implementasi, hingga monitoring dan evaluasi.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Jalin Kerja sama Vokasi dengan BPSDMI

Gagasan ini berjalan sejak 2018, dengan kesinambungan program hingga 2022 mendatang.

“Program ini memiliki tujuan utama sebagai tempat pengolahan sampah terpadu dan mampu menjadi wadah edukasi pengolahan sampah bagi masyarakat Bontang,” ujar VP CSR Pupuk Kaltim Anggono Wijaya.

Fokus pengembangan program TPST Bessai Berinta juga merupakan langkah Pupuk Kaltim dalam memberdayakan masyarakat, khususnya di lima Kelurahan dan 1 Kecamatan di Bontang, di antaranya Kelurahan Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, Gunung Elai, Api-api, Bontang Kuala dan Kecamatan Bontang Utara secara umum.

Pupuk Kaltim pun memberi dukungan dengan pengadaan sarana dan prasarana alat pemilah sampah di TPST Bessai Berinta senilai Rp411 Juta.

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kerja sama dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dan melibatkan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) sebagai pengelola serta pemilah sampah di Bontang.

“Ada dua jenis sampah yang diolah di TPST, yakni sampah organik untuk dijadikan kompos dan sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi akan dipilih kembali untuk dijual,” tambah Anggono.

Pada pertengahan 2020, implementasi program ditingkatkan melalui inovasi pengolahan sampah sisa makanan dengan budidaya Black Soldier Fly (BSF) maggot, sekaligus memunculkan nilai ekonomi tambahan untuk dikembangkan dengan target peningkatan produksi yang lebih besar.

Hal ini mengingat budidaya BSF mampu menghasilkan berbagai produk seperti kasgot (kompos padat), lindi (kompos cair) serta larva, yang bermanfaat untuk pakan ternak.

Hingga akhir 2020, pengembangan program melalui inovasi BSF di TPST Bessai Berinta berhasil membina dua kelompok binaan di Kelurahan Loktuan dan Api-api Bontang Utara.

Serta mampu mengolah 974.538 Kg sampah sisa makanan dan menyalurkan 16,69 Kg larva maggot untuk kelompok binaan tersebut.

“Program ini akan terus dikembangkan serta direplikasi, untuk meningkatkan nilai ekonomi dengan berbagai inovasi produk turunan,” tukas Anggono.(chi/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan untuk Billy Syahputra, Raffi Ahmad: Kalau Berantem tuh Baikan, Jangan Malah Kurusan


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler