jpnn.com, KALIMANTAN TIMUR - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) mulai mengoperasikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKL), pada Rabu (27/12) untuk mendukung aktivitas kendaraan operasional perusahaan.
VP Pelayanan Umum Pupuk Kaltim Wirza Eka Putra, mengungkapkan pengoperasian stasiun pengisian kendaraan listrik ini merupakan wujud keseriusan Pupuk Kaltim dalam penguatan program penurunan emisi dan dekarbonisasi, yang sebelumnya telah dimulai dengan penggunaan kendaraan listrik sebagai konversi dari kendaraan berbahan bakar fosil secara bertahap.
BACA JUGA: UPZ Pupuk Kaltim Raih 5 Penghargaan Terbaik di Kota Bontang
Saat ini Pupuk Kaltim telah memiliki berbagai jenis kendaraan listrik seperti sepeda motor, mobil hingga bus operasional untuk mendukung kelancaran aktivitas di lingkungan perusahaan.
"Pengadaan stasiun pengisian daya sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional harian seluruh kendaraan, agar kedepan makin maksimal dalam pemanfaatannya. Hal ini menjadi bukti keseriusan Pupuk Kaltim mendorong dekarbonisasi, khususnya menekan penggunaan energi fosil," papar Wirza.
BACA JUGA: Vivo Dukung Perhelatan UEFA EURO 2024TM dengan Teknologi Imaging Terbaik
AVP Transportasi dan Travel Pupuk Kaltim Erwin Setiawan menambahkan, stasiun pengisian kendaraan listrik Pupuk Kaltim terdiri dari tiga fungsi charger sesuai tipe kendaraan. Di antaranya dua unit port charging dengan daya 7 Kw untuk melayani mobil listrik yang memiliki baterai 42 Kwh, dengan durasi pengisian daya selama 3,5 jam dari kapasitas 20 persen hingga 100 persen.
Selanjutnya dua port charging sepeda motor menggunakan sistem swap, yang masing-masing terdiri dari 10 slot pengisian dan satu slot penukaran.
BACA JUGA: Pupuk Kaltim Operasikan House of Future
Port ini memiliki spesifikasi sistem autolog dan self service, serta didukung sistem verifikasi user hingga verifikasi baterai. Port charging ini pun dapat mendeteksi kapasitas dan kesehatan baterai, sekaligus tahan pada kondisi outdoor.
Terakhir, port pengisian daya bus listrik dengan dua nozzle yang telah didukung teknologi fast charging. Port ini memiliki daya 160 Kw, yang bisa mengisi daya baterai berkapasitas 128 Kwh hingga 315 Kwh. Tiap pengisian akan memakan durasi sekitar satu jam untuk bus medium, serta 2,5 jam untuk bus besar dari kapasitas 20 persen ke 100 persen.
"SPKL Pupuk Kaltim pun menjadi stasiun pengisian kendaraan listrik perusahaan pertama, dari seluruh industri pupuk dan pangan di Indonesia. Ini menjadi kebanggaan bagi Pupuk Kaltim, karena SPKL ini telah memiliki port charging kendaraan listrik terlengkap dalam satu lokasi," terang Erwin.
Direktur Utama Pupuk Kaltim Budi Wahju Soesilo, mengungkapkan pengoperasian SPKL ini merupakan wujud implementasi prinsip Environment, Social and Governance (ESG) guna meningkatkan kinerja perusahaan secara berkelanjutan.
Langkah ini pun bagian dari roadmap dekarbonisasi dalam mendukung program pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission di tahun 2060, di mana Pupuk Kaltim telah mencanangkan berbagai inisiasi strategis untuk mencapai target NDC sebesar 32 persen di tahun 2030.
"Pupuk Kaltim memastikan sangat fokus terhadap dekarbonisasi dan penurunan emisi, sebagai bagian dari implementasi ESG di lingkup bisnis perusahaan. Bahkan seluruh upaya ini juga telah diakui di tataran global, dengan capaian ESG Risk Rating peringkat tertinggi dunia untuk sektor agrokimia dari Sustainalytics," papar Soesilo.
Keberadaan SPKL ini diharapkan semakin mengokohkan peran serta kontribusi Pupuk Kaltim terhadap program pemerintah dalam penurunan emisi secara bertahap.
Terlebih, pengisian daya kendaraan listrik milik Pupuk Kaltim menjadi inisiasi pertama dari seluruh perusahaaan industri pupuk di Indonesia, pun diharap bisa diikuti oleh pelaku industri tanah air lainnya agar pemanfaatan energi fosil yang selama ini masif digunakan secara perlahan mampu ditekan dalam mendorong keberlanjutan.
"Pada intinya Pupuk Kaltim sangat fokus terhadap penurunan emisi dalam mendorong dekarbonisasi sesuai program pemerintah, utamanya menjalankan aktivitas bisnis dengan lebih bertanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan," sebut Soesilo.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Borong 34 PROPER Emas, Kepercayaan Investor Makin Meningkat
Redaktur & Reporter : Yessy Artada