Pupuk Kaltim Paparkan Potensi Pengembangan Pabrik Petrokimia di Papua Barat

Jumat, 23 Juni 2023 – 16:10 WIB
Forkapnas III Pamalu 2023 mengusung tema 'Kontribusi Strategis Industri Hulu Migas untuk Mendukung Pengembangan Energi Indonesia Timur', dengan menghadirkan tujuh operator migas, serta para pemangku kepentingan industri hulu migas. Foto dok Pupuk Kaltim

jpnn.com, PAPUA BARAT - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memaparkan potensi pengembangan industri hilir berbasis gas, melalui rencana pembangunan pabrik Amoniak-Urea di Fakfak Papua Barat.

Hal ini sebagai upaya korporasi menangkap peluang guna menopang ketahanan pangan dan perekonomian nasional, khususnya untuk penguatan bisnis inti dalam pemenuhan kebutuhan pupuk domestik.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Hadirkan Produk Wastra di PaDi UMKM Expo 2023

SVP Pengembangan Pupuk Kaltim Indardi menuturkan pengembangan pabrik di Fakfak Papua Barat merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Pengembangan pabrik melihat kebutuhan Urea dalam negeri yang diprediksi mencapai 6-7 juta ton pada 2030, sehingga pasokan yang lebih besar penting disiapkan secara optimal untuk mendukung pengembangan sektor pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia.

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Berhasil Pertahankan Properda Emas ke-8 dari Pemprov Kaltim

"Pabrik Pupuk Kaltim di Papua Barat nantinya akan memiliki kapasitas 2 juta ton per tahun, terdiri dari 1,15 Juta ton Urea dan 825.000 ton Amoniak," ucap Indardi.

Pengembangan pabrik di Papua Barat secara pasti akan meningkatkan kapasitas produksi Urea Pupuk Kaltim saat ini sebesar 3,4 juta MTPY, dan Amoniak 2,7 juta MTPY dari pabrik di Kota Bontang Kalimantan Timur. Sementara untuk pabrik di Papua Barat, akan memiliki kapasitas Amoniak Plant sebesar 2.500 MTPD dan Urea Plant 3.500 MTPD dengan rata-rata produksi 2 juta MTPY.

BACA JUGA: Apikasi SayaKaya Siap Bantu Investor Terhindar dari Jebakan Investasi Bodong

"Dari total produksi tersebut, Pupuk Kaltim akan mampu menyumbang sekitar 80 persen kebutuhan urea nasional pada 2030," tutur Indardi.

Dipilihnya lokasi di Fakfak, lanjut Indardi, selain untuk mendukung peningkatkan pembangunan di kawasan timur Indonesia, juga melihat ketersediaan gas alam yang cukup melimpah di Papua Barat.

Sehingga Pupuk Kaltim melalui penugasan Pupuk Indonesia, menetapkan langkah strategis untuk mendekatkan aktivitas produksi dengan bahan baku agar lebih efisien dan memudahkan operasional.

Di mana pabrik pupuk ini nantinya tidak hanya mengamankan stok pupuk dalam negeri, tapi juga memperkuat posisi Pupuk Kaltim di rantai pasok dunia (global supply chain), khususnya Asia Tenggara.

Selain itu Pupuk Kaltim menargetkan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak turut memberikan economic return di tingkat lokal maupun nasional, termasuk kemudahan pasokan pupuk bagi kawasan timur Indonesia melalui pemerataan distribusi, agar kebutuhan petani mampu terjangkau dengan lebih optimal.

"Pupuk Kaltim juga memperhatikan kapasitas pemberdayaan masyarakat lokal, dalam mendukung pengembangan industri berkelanjutan yang turut memberikan dampak terhadap penguatan ekonomi dan pembangunan infrastruktur di Papua Barat," lanjut Indardi.

Guna memastikan stabilitas pasokan gas yang mencapai 102 BBTUD, Pupuk Kaltim telah melakukan penandatanganan Head of Agreement (HoA) untuk jual beli gas bumi dengan Genting Oil Kasuri, sebagai salah satu Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang mengelola gas alam di Papua Barat.

Kerja sama ini akan membantu memastikan keberlanjutan produksi pupuk dalam negeri, dengan rencana penyaluran gas akan mulai dilaksanakan pada tahap Pre-Commissioning di kuartal II 2027.

Pembangunan pabrik Papua Barat menjadi langkah besar Pupuk Kaltim dalam fase pertumbuhan perusahaan, sehingga kedepan mampu menjadi industri amoniak dan urea kedua terbesar di Asia Pasifik yang berperan penting dalam global supply chain.

"Langkah ini pun sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, agar perusahaan BUMN bisa jadi pemain penting di kancah global. Sehingga penugasan ini tidak hanya baik bagi Pupuk Kaltim tapi juga perekonomian negara," tambah Indardi.

Forkapnas III Pamalu 2023 mengusung tema 'Kontribusi Strategis Industri Hulu Migas untuk Mendukung Pengembangan Energi Indonesia Timur', dengan menghadirkan tujuh operator migas, serta para pemangku kepentingan industri hulu migas.

Termasuk 13 perusahaan lokal dan dalam negeri, ditambah 15 UMKM binaan di wilayah Papua dan Maluku.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler